Senin, 22 April 2013

Apa Itu Morfologi?


1.1       Apakah morfologi itu ?

Istilah morfologi pada umumnya dihubungkan dengan puisi jerman, novelis, drama, dan filosofist johan wolfgang von Goethe (1749-1832), yang menciptakannya pada awal abad ke 19 pada sebuah konteks biologis. Secara etimologis berasal dari bahasa yunani: morph-‘wujud,bentuk’ , dan morfologi adalah studi yang mempelajari pembentukan dari sebuah bentuk. Dalam biologi, morfologi berhubungan dengan studi tentang bentuk dan struktur organisme, dan dalam geologi berhubungan dengan studi tentang  konfigurasi dan evolusi dari bentuk daratan. Dalam linguistik, morfologi lebih mengarah pada pendalaman dari formasi kata atau cabang dari linguistik yang berhubungan dengan kata-kata, struktur internal, dan bagaimana kata-kata tersebut terbentuk.



1.2        Morfem

Sebuah cara utama morfologi dalam menyelidiki kata-kata, struktur internalnya, danbagaimana terbentunya melalui identifikasi dan studi tentang morfem, sering kali didefinisikan sebagai bagian linguistik terkecil dengan fungsi gramatikal. Definisi ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua morfem, tetapi ini adalah sebuah awal yang bagus dan umum. Sebuah morfem mungkin mengandung kata seperti hand, atau bagian kecil dari sebuah kata yang sangat penting, misal –ed dalam looked, yang tidak bisa dibagi kedalam bagian arti penting yang lebih kecil. Selain itu morfem telah didefinisikan sebagai sebuah pasangan antara suara dan arti. Kita sengaja memilih untuk tidak menggunakan definisi ini. Beberapa morfem tidak memiliki bentuk konkrit atau tidak memiliki bentuk yang berkelanjutan, seperti yang akan kita lihat, dan sebagian tidak memiliki makna yang lazim dalam sebuah istilah.
            Anda mungkin juga menemukan istilah morf. Istilah ‘morf’ kadang – kadang digunakan secara spesifik untuk realisasi fonologi dari morfem. Sebagai contoh, morfem pola kalimat lampau dalam bahasa Inggris yang kita eja –ed memiliki morf yang beragam. Ini direalisasikan sebagai [t] setelah bunyi tak bersuara [p] dari jump (cf.jumped), as [d] setelah suara [l] dalam repelled (cf. Repelled), dan sebagai [әd] setelah bunyi tak bersuara [t] dari root atau bunyi [d] dari wed (cf rooted and wedded). Kita juga bisa menyebut morf ini allomorphs atau variant. Kemunculan salah satu terhadap yang lain, dalam kasus ini ditentukan dengan menyuarakan dan menempatkan artikulasi konsonan akhir dari akar kata kerja.
            Sekarang mempertimbangkan kata reconsideration. Kita bisa membaginya kedalam 3 morfem : re-,consider,-ation. Consider disebut sebagai stem. Stem adalah sebuah dasar morfem yang akan dipasangi oleh bagian morfologi yang lain.  Stem dapat berbentuk simpel, terbentuk dari 1 bagian saja, atau kompleks terbentuk lebih dari 1 bagian. Disini yang terbaik adalah mempertimbangkan consider secara simpel. Meskipun secara sejarah mengandung lebih dari 1 bagian, kebanyakan pembicara saat ini akan memperlakukannya sebagai bentuk yang tidak bisa dianalisis. Kita juga bisa menyebut consider sebagai akar. Akar seperti stem yang merupakan inti dari sebuah kata dimana bagian lain menempel, tapi istilah ini hanya untuk unit morfologi sederhana. Sebagai contoh, disagree, adalah akar dari disagreement, karena ini ditempeli oleh –ment, namun agree adalah akarnya. Sekarang kata disagree, agree adalah akar yang ditempeli dis- dan akar dari seluruh kata.
            Kembali ke reconsideration, re- dan –ation kedua-duanya adalah afiks atau imbuhan, yang akan ditempelkan ke akar (stem) imbuhan yang diimbuhkan sebelum akar adalah prefiks atau awalan, dan yang seperti –ation diimbuhkan setelahnya adalah sufiks atau akhiran.
            Beberapa pembaca mungkin ingin tahu mengapa kita tidak memilah –ation menjadi 2 bagian, -ate dan –ion, yang berfungsi dengan bebas dimanapun. Dalam kata khusus ini tidak seperti itu (cf. *reconsiderate), dan oleh sebab itu kita memperlakukan –ation sebagai morfem tunggal.
            Ini penting untuk difikirkan secara serius mengenai pemikiran fungsi gramatikal sebagai sebuah morfem, yang mungkin termasuk dalam maknanya, dan haruslah konstan. Mempertimbangkan kata dari bahasa Inggris lovely dan quicly. Keduanya berakhiran dengan sufiks –ly. Tapi apakah kedua kata ini sama? Tidak – ketika kita menambahkan –ly pada kata sifat quick, kita akan membuat sebuah kata keterangan yang mendeskribsikan betapa cepatnya seseorang dalam melakukan suatu hal. Tapi ketika kita menambahkan –ly pada kata benda love, kita akan membuat sebuah kata sifat. Apa yang muncul di muka tampak seperti morfem tunggal yang berubah menjadi dua. Salah satu yang ditempelkan pada kata sifat maka menciptakan kata keteranganm, yang lainnya ketika ditempelkan pada kata benda maka akan menciptakan kata sifat.
            Ada dua model imbuhan lainnya yang akan Anda temui, infiks dan sirkumfiks. Keduanya adalah pikiran lama terhadap gagasan dari morfem. Infiks adalah bagian penyambung yang tidak ditempelkan pada bagian depan maupun belakang dari sebuah kata, melainkan lebih pada bagian tengah. Infiks –um pada bahasa Tagalog yang diilustrasikan di bawah ini (McCarty dan Prince 1993: 101-; French 1988). Ini akan menciptakan perantara dari sebuah akar verba dan muncul didepan huruf vokal pada kata :
(1)   Root                     -um-
/sulat/                    /s-um-ulat/                     ‘yang menulis’
/gradwet/              /gr-um-adwet/               ‘yang lulus’

            Keberadaan dari infiks meragukan gagasan lama dari sebuah morfem sebagai unit yang tak terlihat. Kita ingin menyebut stem sulat ‘tulis’ sebagai sebuah morfem, akan tetapi, infiks –um- memisahkannya. Tapi disini lebih terlihat sebagai sebuah bagian dari –um- dari pada salah satu bagian dari sulat. Definisi kami tentang morfem sebagai bagian terkecil dari bagian linguistik dengan sebuah fungsi gramatikal bertahan dalam keraguan ini.
            Sirkumfiks adalah imbuhan yang berasal dari 2 bagian. Satu ditempel di depan kata, dan yang lainnya di belakang. Sirkumfiks masih diperdebatkan karena ini mungkin bisa untuk menganalisanya sebagai imbuhan yang terdiri dari sebuah prefiks dan sufiks yang diterapkan pada sebuah akar kata secara berkelanjutan. Salah satu contoh imbuhan ke . . . –an. Ini diterapkan dalam kata dasar besar ‘besar’ menjadi sebuah kata benda ke-besar-an yang berarti ‘kebesaran dan keagungan’ (Mcdonald 1976: 63; Beard 1998:62). Seperti infiks, keberadaan dari sirkumfiks meragukan gagasan lama dari morfem (tapi bukan definisi yang pernah dipakai di sini) karena mereka terlibat dalam diskontinuitas.
                        Kami tidak akan membahasnya lebih dalam lagi mengenai masalah klasik pada morfem, tapi jika pembaca yang ingin tahu lebih, mungkin dapat mencarinya pada Anderson (1992:51-6).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kebencian ku pada kalian!!

  Aku sudah merasa rindu saat-saat bersama mereka. 40 Orang dari 23 Negara kalau saya tidak salah ingat. Dengan latar belakang pekerjaan yan...