Rabu, 02 September 2020

Kebencian ku pada kalian!!


 

Aku sudah merasa rindu saat-saat bersama mereka.

40 Orang dari 23 Negara kalau saya tidak salah ingat.

Dengan latar belakang pekerjaan yang sama. 

"Guru dan Dosen bahasa Jepang"

Apa yang membuat mereka berbeda?

Tentu saja, karakter mereka. Karakter pribadi dan Karakter dari negara mereka.

Mereka sangat kuat membawakan karakter mereka masing-masing.

Dan itu membuatku tidak yakin dengan diriku sendiri.

Bukan mimpi, kenangan itu adalah nyata.

Tapi sekali lagi. Ketakutanku mengalahkan semuanya.

Harusnya kesempatan itu aku jadikan tempat mencari banyak kawan. 

Bertukar banyak pendapat. Menaikkan kemampuan bahasa Jepang dan Inggrisku

Bodohnya lagi-lagi aku takut. 

Aku tidak percaya diri. Takut berada disekeliling mereka. Merasa tidak nyaman.

Mereka hebat, dan aku tak punya topik untuk mengajak mereka berbicara

Aku punya topik, tapi aku ragu mereka tidak tertarik

Bagaimana jika topikku habis?

Aku tidak pintar berkawan.


Usia ku saat ini hampir kepala 3. beranak 1, memiliki tetangga. Menjadi pegawai tetap

Tapi, selalu sama. 

Aku hanya bisa tenggelam dalam kesibukanku sendiri. 

Ketika ada teman kerja berkumpul dan berbincang asik, 

ingin rasanya aku ikut masuk 

tapi aku takut aku merusak keasikan mereka berbincang. 

aku hanya bisa melihat mereka dengan iri dari sudut mataku yang menatap laptop.


Aku punya tetangga, dan mereka sangat suka bercerita. tapi ketika mereka mendatangiku aku takut.

aku tidak mau mereka dekat denganku. aku tidak nyaman


aku tidak suka orang-orang mendengarkan suaraku saat aku mengajar. tapi aku ingin di dengar ketika aku bercerita.

aku tidak suka pujian. tapi aku ingin diapresiasi

jadi aku sunggu sangat ribet. kenapa dengan aku yang makin lama makin ingin menarik diri keluar dalam masyarakat.. 


aku benci mendapat undangan kerja bakti.. aku bingung karna tidak punya teman.

aku benci melihat orang berkumpul, karena aku tidak bisa ikut berkumpul


pada akhirnya, aku bingung menghadapi hidupku...

apa bisa aku tinggal di hutan saja?

Tolong seseorang bantu aku keluar dari sini...


Kamis, 18 April 2019

CARA MENYAJIKAN MAKANAN ORANG JEPANG (ICHII JUU SAN SAI)




Bagaimana cara anda menyantap makanan?

Apakah anda akan menyantap makanan dalam satu piring?
Ketika anda memakan makanan berkuah, apakah anda memisahkan kuah dengan nasi?
Mungkin ada sebagian orang yang nyaman memakan sup atau kuah soto terpisah dengan nasinya. Namun kebayakan masyarakat kita memakan santapan mereka dalam satu piring. Cara menyantap kebanyakan masyarakat Indonesia agaknya berbeda dengan cara orang Jepang dalam menyantap makanan.
Apakah berbeda cara penyajian makanan antara Jepang dengan di Indonesia? Bagaimana mereka menyajikan makanan? Apa saja yang mereka sajikan dalam 1 porsi makanan? Mengapa mereka menyajikan makanan dengan cara tersebut? Mari kita bahas lebih dalam tentang cara orang Jepang menyantap makanan mereka.



一汁三菜(Ichi juu san sai)

Sebutan dalam penyajian makanan di Jepang. Sebutan ini mengartikan ごはん(gohan/nasi), 汁物(shirumono/sup), おかず(okazu/ lauk) biasanya terdiri dari 2 hingga 3 jenis lauk dalam satu sajian. 

Mereka menyajikan makanan dalam satu porsi dengan berbagai bentuk wadah dan terpisah-pisah (tidak dicampur seperti makan rawon). Mengapa demikian? Mereka menyukai rasa asli dari setiap jenis makanan. Oleh karena itu mereka menyajikan setiap menu makanan dalam wadah tersendiri. Mereka memakannya satu suap demi satu suap untuk merasakan cita rasa asli makanan tersebut, barulah tercampur dalam mulut. 



Selain itu setiap anggota keluarga paling tidak memiliki peralatan makan sendiri, seperti sumpit dan mangkuk nasi. Hal ini agar tidak bertukar dengan anggota keluarga lain. 

一汁三菜 (Ichi juu san sai) hingga saat ini masih menjadi cara penyajian khas masyarakat jepang. Terutama pada restoran Jepang yang menyajikan 和食(washoku/makanan khas jepang). Penataan ごはん、お汁、おかず sesungguhnya memiliki aturan dalam 1 nampan (karena saya bukan orang Jepang, saya tidak begitu perduli). Seperti nasi di letakkan di kiri dan sup miso di kanan, lalu jika menyajikan ikan, ikan disajikan utuh dan menghadap ke kiri, dan masih ada aturan makan lain.



Namun seiring dengan kebiasaan saya berkehidupan di Jepang, missalnya ketika saya makan di kantin tempat saya belajar, saya mulai terbiasa dengan memisahkan nasi, memisahkan sup, dan lauk. Karena petugas kantin menyediakan makanan dengan wadah yang berbeda-beda. Dari kebiasaan tersebut juga saya dapat melihat seberapa laparnya saya hari itu. Ketika suatu hari saya bisa mengambil 5 jenis lauk, maka nampan saya akan penuh dan sesak. Atau suatu hari ketika saya mulai bosan dengan menu di kantin maka saya akan mendapati nampan saya sangat lengang karena hanya berisi 3 wadah saja (Nasi, lauk, salad).
Nilai baik dari menyantap atau menyajikan dengan cara Ichi Juu San Sai yakni
1.      Kita dapat merasakan rasa asli setiap makanan tanpa terkontaminasi dengan bumbu makanan lain.
2.      Selain itu, kita dapat menikmati warna, bau, dan bentuk makanan dengan lebih jelas. Indera penciuman, Indera penglihatan kita pun akan dimanjakan dalam satu nampan.
3.      Kita akan punya perlengkapan makan pribadi yang lengkap.
Hal kurang baik jika menggunakan cara Ichi Juu San Sai yakni:
1.      Terlalu banyak wadah dalam satu nampan/ meja. Nampan / Meja akan terasa penuh dan sesak.
2.      Kita akan direpotkan ketika harus mencuci piring. Akan ada tumpukan tinggi wadah makan jika anda beranggotakan keluarga yang banyak.
3.      Akan banyak menyimpan wadah dalam lemari. Barang menjadi banyak.


Jadi , apakah anda setuju dengan kesimpulan saya? Mungkin anda kurang sependapat atau bahkan ingin menambahkan kesimpulan. Silahkan berikan komentar anda.
Selain itu, kalian lebih suka cara makan yang bagaimana? Cara makan dicampur? Atau dipisah?


Selasa, 26 Maret 2019

ARASHIYAMA (HUTAN BAMBU PARA SAMURAI)

Kali ini saya akan menceritakan suasana salah salah satu tempat terkenal di Kyoto. Nama tempat wisata tersebut adalah Arashiyama. Tempat ini sangat terkenal terutama di telinga para instagramer. Banyak sekali artis Negeri, para hijabers yang menjadikan Arashiyama sebagai destinasi wisata Foto. Selain pemandangannya yang asri, Arashiyama sangat mencerminkan gambaran Jepang pada masa lampau. Tak ayal para seniman film menjadikan tempat ini sebagai tempat pengambilan gambar untuk film bertemakan Jepang masa lampau, misal Film Samurai Rurouni Kenshin. 



Siapa yang menyangka akan sampai ke tempat yang luar biasa ini. Apa sebenarnya Arashiyama? Arashiyama adalah hutan bambu yang berisikan beberapa kuil di sekitarnya. Apa hebatnya hutan bambu? Di indonesia mah banyak! Di belakang rumah saya juga ada ^^.


Tidak! Ini berbeda! Setelah saya kesana, jenis bambu yang tumbuh di sana dengan bambu yang tumbuh di Indonesia berbeda. Bambu yang tumbuh di Hutan Arashiyama tumbuh satu-satu dan tak bercabang. Bambu tersebut berdiameter kecil namun kokoh. Selain itu daun bambunya pun hanya tumbuh di pucuk bambu saja bak payung. Sehingga suasana yang dihasilkan sangat teduh dan dinamis. 

Saya tak tahu apakah pertumbuhan bambu-bambu tersebut bisa sedinamis itu dengan cara dirawat ataukah alami apa adanya. Yang jelas semua bambu yang berada di Arashiyama berbentuk sama. Saya merasa takjub di sana! Apakah bambu-bambu tersebut memang di bersihkan ataukan tidak. sungguh bersih! Selain itu, untuk mencegah turis masuk ke wilayah hutan bambu lebih dalam maka dibuatkanlah jalan setapak dimana sisi kanan dan kirinya diberikan tanaman kering sebagai pembatas antara jalan setapak dan hutan bambu.



Suasana hati? Tentu saja dengan suasana sunyi, hanyakan gesekan daun bambu di atas saya bertapak membuat tenang hati. Hembusan angin semilir di musim dingin tak mematahkan semangat saya dan teman-teman untuk banyak berfoto dan berjalan menyusuri hutan.


Karna tempat ini sangat terkenal, banyak sekali turis asing yang datang. Kebanyakan turis China, disusul turis korea dan turis asia tenggara. Kami cukup kesulitan berfoto di suasana tenang yang kami inginkan. Itulah tantangannya! 

Saya dan teman saya juga mampir ke salah satu kuil di Arashiyama.yakni Kuil Tenryuji. Kuil ini di kelilingi taman dengan jalan bebatuan serta tepat di belakang bangunan terbesar kuil terdapat danau dan pemandangan penggunungan sangat terlihat jelas di sana. Sangat Indah. Di beberapa kolam pun terdapat para ikan koi yang berenang lincah serta besar!



Sekeluarnya dari kuil kami melanjutkan perjalanan menuju terminal pemberhentian bis. Kami sempat tersasar karena salah membaca kode terminal. Kami mengira bis yang akan membawa kami pulang berada di jalan awal kami turun sebelumnya. Ternyata berada di jalan lain, sehingga kami harus berjalan jauh lagi menyusuri jalanan ramai penuh turis. Di pinggiran jalan utama terdapat banyak toko oleh-oleh yang menjual berbagai pernak pernik oleh-oleh khas daerah tersebut. Kami juga melewati sebuah stasiun dimana jalanan menuju stasiun tersebut dibuat sangat unik dan indah. Tabung-tabung besar berjejeran mendampingi jalan setapak. Dalam tabung besar tersebut diisikan kain tradisional Jepang berbagai motif. Sangat tepat sebagai spot foto kami berikutnya. 



Setelah menunggu lama, bis kami datang. Kami kembali ke pusat kyoto, namun salah satu teman merasa sangat lapar, sementara perbekalan sudah habis. Ah iya, sebagai informasi saja, karena makanan halal sangat susah maka setiap kami berpergian saya dan teman-teman muslim selalu membawa perbekalan sendiri. Sangat lucu memang, sudah jauh-jauh ke Jepang tak bisa sembarangan makan ramen, kare Jepang, sushi atau makanan Jepang yang dijual di luar. Yah itulah ironi di atas ironi :D

Maka kami memutuskan untuk turun dari bis sembari mengunjungi masjid islamic culture center di pusat kota. Kami kira masjidnya hampir sama dengan tokyo cami'. Ternyata ketika kami akan sholat kami harus turun ke ruangan bawah tanah, dan persediaan air wudhu di sana sangatlah kecil intensitasnya. Dengan air yang ada kami berwudhu dan sholat. Sayangnya kami dilarang mengambil gambar di dalam tempat sholat.

Setelah sholat kami berjalan mencari makanan halal. Kemungkinan memang kecil, tetapi bisa saja di sekitar ICC ada juga pusat makanan halal. Memang tidak ada pusat makanan halal. Tapi Alhamdulillah kami menemukan restoran India halal di sana. 

Saya pribadi selama di Indonesia tidak pernah makan makanan India. Tapi selama di Jepang makanan India adalah pilihan saya untuk makan di luar. Penjualnya adalah pemiliknya sendiri. Sangat ramah, dan banyak bertanya terkait Indonesia. Tokonya masih baru buka 2 bulan lalu. Kami diberi bonus 2 minuman. Kebetulan air kami habis, dan uang menipis :D. Rejeki Anak Sholehah!!

Selesai makan kami pun kembali naik bis menuju terminal kyoto dan pulang ke hotel yang tepat berada di depan stasiun kyoto. Sebenarnya setelah itu kami ke gion, namun jika ada kesempatan saya akan bercerita mengenai gion.

Jika anda memiliki kesempatan pergi ke Jepang. Maka Kyoto adalah rekomendasi saya, dan kunjungilah Arashiyama yang berada di barat kyoto. Anda pasti tak akan menyesal.
Sekian. Wass. wr.wb.


Minggu, 08 April 2018

PENGALAMAN PERTAMA MELIHAT GULAT ALA NEGERI SAKURA




Figure 1http://blog-imgs-31.fc2.com/a/c/h/achikochi2008/IMG_6069.jpg

Rabu, 4 Oktober 2017 sekitar pukul 12:00 waktu setempat. Udara ketika keluar dari bis sangat dingin sekitar di bawah 30 °C, karena Jepang sudah memasuki waktu musim gugur (Aki). Kami baru sampai di tempat bernama Ryogoku kokugikan yang berada di Tokyo daerah sekitar Akihabara. Bersama 39 peserta program Chouki kenshuu yang saya ikuti dan 25 peserta program lain dari beberapa dosen bahasa Jepang di China serta beberapa staff guru kami. Kami menunggu gerbang gedung yang layaknya seperti stadion berkubah persegi empat terbuka.
Disana sudah menanti para penonton lain yang juga ingin datang melihat acara yang akan kami ikuti juga. Acara yang akan kami tonton merupakan salah satu acara terpenting di Jepang. Acara tersebut adalah pertandingan gulat Jepang yang lebih dikenal dengan sebutan SUMO. Apakah anda pernah mendengar sebutan SUMO? Dalam satu tahun pertandingan SUMO diadakan sebanyak 6 kali dengan tempat pelaksaan yang berbeda-beda. Kami beruntung datang ke Jepang ketika acara yang ke 5 akan berlangsung. Di depan ryougoku tak hanya pengunjung yang menanti banyak dari media ibu kota dan wartawan televisi nasional meliput acara tersebut. Ketika rombongan kami datang yang notabene dari berbagai Negara dengan berbagai cirikhas dan bentuk fisik, hal itu merupakan sasaran empuk bagi media yang ingin mencari berita terkait pertandingan SUMO yang akan berlangsung. Beberapa dari teman-teman kami ditarik untuk ditanyai beberapa pertanyaan terkait kesan-kesan dan mengapa datang untuk melihat SUMO. Guru dan staff Japan Foundation kami juga kaget dan ikut senang melihat teman-teman kami diwanwancarai beberapa media terkenal seperti “TV Tokyo”, “Mezamashi News” dan media nasional seperti “NHK News” dan “NHK Radio”. Tibalah saya dan 3 teman dari Indonesia ditarik oleh media “NHK News” untuk disodori pertanyaan. Yang terpikirkan saat itu adalah apa yang membuat mereka menarik kami untuk wawancara? Sebelumnya teman yang sempat ditanyai oleh media rata-rata yang berkulit hitam, berambut pirang lalu apa ciri khas dari kami? Ah, saya baru menyadari, kami mewakili kelompok berhijab!
Di Dunia ini ada 4 tipe orang unik menurut visual mata manusia. Yakni, orang dengan keadaan fisik berbeda, orang dengan warna kulit berbeda, orang dengan warna rambut berbeda, dan orang yang berpenampilan berbeda. Kami mungkin masuk pada tipe ke-4, oleh karena itu media tersebut memilih kami,
Kami dilontarkan 4 pertanyaan oleh wartawan NHK yakni “Darimana kamu mengetahui SUMO? Apa yang kamu banyangkan tentang SUMO? Apa yang menurutmu paling kamu tunggu-tunggu ketika melihat SUMO? Dan Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu bertemu dengan pesumo nanti di dalam stadion?
Kami menjawab sesuai yang kami pikirkan, kami mengetahui sumo melalui video di youtube ketika masih di Negara kami. Kami merasa SUMO adalah olahraga yang hebat, dimana olahraga tersebut adalah olahraga kuno yang sudah dijalankan dari zaman-zaman terdahulu hingga saat ini masih bisa berlangsung dan tinggi peminatnya. Ketika melihat Sumo secara langsung, kami ingin mengatahui prosesi dan persiapan di dalam tempat pertandingan karena olahraga ini adalah olahraga kuno yang sangat berunsur kental dengan budaya dan ritual Jepang. Dan Kami ingin menyentuh badan para Pesumo karena mereka bertubuh besar dan kuat.
Tibalah saatnya memasuki stadion. Para penonton antri untuk masuk kedalam gedung. Sebagian besar penonton didominasi oleh lansia, orang asing, kemudian ada beberapa dari sekolah sekitar Tokyo. Diperkirakan sekitar 2 instansi sekolah SMA, 1 Sekolah luar biasa, 2 Sekolah Dasar.
Bagaimana kami bisa beruntung mendapatkan tiket masuk secara Cuma-Cuma? Karena kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dari program Chouki kenshuu yakni darma wisata budaya atau disebut BUNKA TAIKEN. Jika orang biasa harga tiket bisa berkisar 10.000 yen atau sekitar 1.230.000 rupiah/ orang. Sungguh mahal pengalaman yang bisa kami rasakan ketika melihat pertandingan tersebut. Dan sangat tidak sia-sia kami dapat menonton secara langsung.
Ryougokukokugikan yang dapat memuat sekitar 11.000.000 penonton saat itu hanya memuat separuh dari seluruh tempat duduk yang ada. Uniknya dari stadion SUMO ini adalah bentuk tempat duduk penonton pada lantai bawah. Terdapat 2 lantai dalam gedung pertandingan ini. Posisi tempat duduk melingkari tempat pertandangan yang disebut DOHYOU. Namun untuk tempat duduk penonton bagian lantai bawah tidak disediakan kursi, melainkan duduk beralas. Cara duduk seperti ini merupakan duduk ala Jepang dengan kaki di tekuk kebelakang untuk wanita dan bersila untuk laki-laki. Karena kami orang asing maka kami duduk sebebasnya tanpa mengikuti aturan tersebut.
Pertandingan dimulai pada pukul 13:00 sampai 15:00 waktu setempat. Sebelumnya ketika memasuki stadion kami berkesempatan berfoto bersama para pesumo. Badan mereka sungguh sangat besar dan tinggi. Tinggi saya sepertiga dari tinggi mereka.
Dari banyaknya rentetan acara, acara yang paling berkesan bagi kami adalah Kodomo no Keiko (Duel Pesumo Pro dengan anak kecil). Mengapa ada acara itu? Anak-anak yang diduelkan adalah anak dari usia 7 tahun hingga 11 tahun. Mereka dibagi per-grup 4 sampai 5 anak melawan satu pesumo. Duel ini hanya selingan tidak seperti duel aslinya. Adanya duel ini agar membangkitkan minat para anak untuk menyukai SUMO lebih dalam. Ada beberapa anak yang menangis akibat ulah pesumo yang tiba-tiba meneriaki mereka atau hanya sekedar mengangkat tubuh kecil mereka. Namun juga ada beberapa anak yang pemberani ketika melihat teman mereka menangis dan melawan para pesumo dengan berani, mendorong, memukul para pesumo agar keluar dari garis DOHYO. Aturan pertandingan SUMO adalah jika lawan jatuh atau keluar dari garis maka pertandingan berakhir dan dia kalah.
Ada lagi acara Yokozuna go-nin gakari (Yokozuna vs 5 Rikishi). Acara ini adalah duel Yokozuna (gelar bagi pesumo paling kuat di seluruh Jepang) dan 5 orang rikishi (Pesumo professional yang kekuatannya di bawah yokozuna). Sungguh kekuatan yokozuna tidak bisa diremehkan, hanya dengan kisaran waktu 30 detik dapat dengan mudahnya menjatuhkan 5 lawan pegulat sekaligus. Yokozunatahun ini adalah pesumo berwarga negara Mongol.
Hal yang paling ditunggu-tunggu pastinya adalah pertandingan inti. Waktu pertandingan selama 1 jam, ada 6 kali pertandingan dengan 12 orang pesumo yang mengikuti pertandingan. Mereka hanya menggunakan  (Celana lilit yang hanya menutupi bagian vital laki-laki) dan bertanding dengan serunya. Yah, mereka bertanding dengan setengah telanjang.. itu yag membuat saya kaget!
Sungguh pengalaman yang sangat berharga, sekembalinya saya ke Indonesia, akan saya ceritakan pengalaman ini kepada murid-murid saya. Beserta foto kegiatan yang telah saya abadikan. Saya juga sempat berfoto di boot yang sangat unik. Sekian dari saya, terimakasih. Naily

Kebencian ku pada kalian!!

  Aku sudah merasa rindu saat-saat bersama mereka. 40 Orang dari 23 Negara kalau saya tidak salah ingat. Dengan latar belakang pekerjaan yan...