1.1
Apakah
morfologi itu ?
Istilah
morfologi pada umumnya dihubungkan dengan puisi jerman, novelis, drama, dan
filosofist johan wolfgang von Goethe (1749-1832), yang menciptakannya pada awal
abad ke 19 pada sebuah konteks biologis. Secara etimologis berasal dari bahasa
yunani: morph-‘wujud,bentuk’ , dan morfologi adalah studi yang mempelajari
pembentukan dari sebuah bentuk. Dalam biologi, morfologi berhubungan dengan studi tentang bentuk dan struktur
organisme, dan dalam geologi berhubungan dengan studi tentang konfigurasi dan evolusi dari bentuk daratan.
Dalam linguistik, morfologi lebih
mengarah pada pendalaman dari formasi kata atau cabang dari linguistik yang
berhubungan dengan kata-kata, struktur internal, dan bagaimana kata-kata
tersebut terbentuk.
1.2
Morfem
Sebuah
cara utama morfologi dalam menyelidiki kata-kata, struktur internalnya,
danbagaimana terbentunya melalui identifikasi dan studi tentang morfem, sering
kali didefinisikan sebagai bagian linguistik terkecil dengan fungsi gramatikal.
Definisi ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua morfem, tetapi ini adalah
sebuah awal yang bagus dan umum. Sebuah morfem mungkin mengandung kata seperti hand, atau bagian kecil dari sebuah kata
yang sangat penting, misal –ed dalam looked, yang tidak bisa dibagi kedalam bagian
arti penting yang lebih kecil. Selain itu morfem telah didefinisikan sebagai
sebuah pasangan antara suara dan arti. Kita sengaja memilih untuk tidak
menggunakan definisi ini. Beberapa morfem tidak memiliki bentuk konkrit atau
tidak memiliki bentuk yang berkelanjutan, seperti yang akan kita lihat, dan
sebagian tidak memiliki makna yang lazim dalam sebuah istilah.
Anda mungkin juga menemukan istilah morf. Istilah ‘morf’ kadang – kadang
digunakan secara spesifik untuk realisasi fonologi dari morfem. Sebagai contoh,
morfem pola kalimat lampau dalam bahasa Inggris yang kita eja –ed memiliki morf yang beragam. Ini
direalisasikan sebagai [t] setelah bunyi tak bersuara [p] dari jump (cf.jumped), as [d] setelah suara [l] dalam repelled (cf. Repelled), dan sebagai [әd] setelah bunyi tak
bersuara [t] dari root atau bunyi [d]
dari wed (cf rooted and wedded). Kita
juga bisa menyebut morf ini allomorphs
atau variant. Kemunculan salah satu
terhadap yang lain, dalam kasus ini ditentukan dengan menyuarakan dan
menempatkan artikulasi konsonan akhir dari akar kata kerja.
Sekarang mempertimbangkan kata reconsideration. Kita bisa membaginya
kedalam 3 morfem : re-,consider,-ation.
Consider disebut sebagai stem. Stem adalah sebuah dasar morfem
yang akan dipasangi oleh bagian morfologi yang lain. Stem dapat berbentuk simpel, terbentuk dari 1 bagian saja, atau kompleks terbentuk lebih dari 1 bagian. Disini yang terbaik adalah
mempertimbangkan consider secara
simpel. Meskipun secara sejarah mengandung lebih dari 1 bagian, kebanyakan
pembicara saat ini akan memperlakukannya sebagai bentuk yang tidak bisa
dianalisis. Kita juga bisa menyebut consider
sebagai akar. Akar seperti stem yang merupakan inti dari sebuah kata dimana
bagian lain menempel, tapi istilah ini hanya untuk unit morfologi sederhana.
Sebagai contoh, disagree, adalah akar
dari disagreement, karena ini
ditempeli oleh –ment, namun agree adalah akarnya. Sekarang kata disagree, agree adalah akar yang
ditempeli dis- dan akar dari seluruh
kata.
Kembali ke reconsideration, re- dan –ation kedua-duanya adalah afiks atau imbuhan, yang akan
ditempelkan ke akar (stem) imbuhan yang diimbuhkan sebelum akar adalah prefiks atau awalan, dan yang seperti –ation diimbuhkan setelahnya adalah sufiks atau akhiran.
Beberapa pembaca mungkin ingin tahu
mengapa kita tidak memilah –ation
menjadi 2 bagian, -ate dan –ion, yang berfungsi dengan bebas
dimanapun. Dalam kata khusus ini tidak seperti itu (cf. *reconsiderate), dan oleh sebab itu kita memperlakukan –ation sebagai morfem tunggal.
Ini penting untuk difikirkan secara
serius mengenai pemikiran fungsi gramatikal sebagai sebuah morfem, yang mungkin
termasuk dalam maknanya, dan haruslah konstan. Mempertimbangkan kata dari
bahasa Inggris lovely dan quicly. Keduanya berakhiran dengan
sufiks –ly. Tapi apakah kedua kata
ini sama? Tidak – ketika kita menambahkan –ly
pada kata sifat quick, kita akan
membuat sebuah kata keterangan yang mendeskribsikan betapa cepatnya seseorang
dalam melakukan suatu hal. Tapi ketika kita menambahkan –ly pada kata benda love,
kita akan membuat sebuah kata sifat. Apa yang muncul di muka tampak seperti
morfem tunggal yang berubah menjadi dua. Salah satu yang ditempelkan pada kata
sifat maka menciptakan kata keteranganm, yang lainnya ketika ditempelkan pada
kata benda maka akan menciptakan kata sifat.
Ada dua model imbuhan lainnya yang
akan Anda temui, infiks dan sirkumfiks. Keduanya adalah pikiran
lama terhadap gagasan dari morfem. Infiks adalah bagian penyambung yang tidak
ditempelkan pada bagian depan maupun belakang dari sebuah kata, melainkan lebih
pada bagian tengah. Infiks –um pada
bahasa Tagalog yang diilustrasikan di bawah ini (McCarty dan Prince 1993: 101-;
French 1988). Ini akan menciptakan perantara dari sebuah akar verba dan muncul
didepan huruf vokal pada kata :
(1) Root -um-
/sulat/ /s-um-ulat/ ‘yang menulis’
/gradwet/ /gr-um-adwet/ ‘yang lulus’
Keberadaan dari infiks meragukan
gagasan lama dari sebuah morfem sebagai unit yang tak terlihat. Kita ingin
menyebut stem sulat ‘tulis’ sebagai
sebuah morfem, akan tetapi, infiks –um-
memisahkannya. Tapi disini lebih terlihat sebagai sebuah bagian dari –um- dari pada salah satu bagian dari
sulat. Definisi kami tentang morfem sebagai bagian terkecil dari bagian
linguistik dengan sebuah fungsi gramatikal bertahan dalam keraguan ini.
Sirkumfiks adalah imbuhan yang
berasal dari 2 bagian. Satu ditempel di depan kata, dan yang lainnya di
belakang. Sirkumfiks masih diperdebatkan karena ini mungkin bisa untuk
menganalisanya sebagai imbuhan yang terdiri dari sebuah prefiks dan sufiks yang
diterapkan pada sebuah akar kata secara berkelanjutan. Salah satu contoh imbuhan
ke . . . –an. Ini diterapkan dalam
kata dasar besar ‘besar’ menjadi
sebuah kata benda ke-besar-an yang
berarti ‘kebesaran dan keagungan’ (Mcdonald 1976: 63; Beard 1998:62). Seperti
infiks, keberadaan dari sirkumfiks meragukan gagasan lama dari morfem (tapi
bukan definisi yang pernah dipakai di sini) karena mereka terlibat dalam
diskontinuitas.
Kami
tidak akan membahasnya lebih dalam lagi mengenai masalah klasik pada morfem,
tapi jika pembaca yang ingin tahu lebih, mungkin dapat mencarinya pada Anderson
(1992:51-6).