Di titik ini adalah gerbang pembatas antara kedewasaan dan masa kecil
Di usia ini saya menemui banyak hal yang membuat saya berpikir mengapa saya harus dewasa?
Jalan menuju masa depan terlalu dekan dan gelap, saya terlalu takut untuk berpikir saya mampu menjadi orang yang dapat membahagiakan diri saya sendiri.
Banyak orang berbicara dalam menanggapi hidup tidak perlu terlalu dipusingkan dan dibuat susah..cukup untuk mengikuti alur kehidupan itu sudah cukup.
Mungkin saya yang terlalu membuatnnya menjadi sulit. Melihat ibu saya sudah terlalu lelah untuk terus bekerja sendirian. Melihat sosok ayah saya yang sudah terlihat susah untuk mengunyah makanannya..
Saya tersadar, mereka begitu cepat menua, dan saya belum bisa membuktikan apa-apa kepada mereka. Kenapa pertumbuhan begitu cepat dan sebuah perubahan begitu lambat?
Apakah ada cukup waktu untuk membuat kedua orang tua saya beristirahat dan menikmati hasil jerih payah saya? Saya masih melihat sekitar, dan kembali tersadar, adik-adik kecil saya sudah tumbuh menjadi remaja...Pikiran mereka sudah jauh melebihi apa yang saya pikir, sikap mereka sudah jauh dari apa yang saya lakukan. Saya sendirian terjebak dalam lingkaran masa kecil dan janji saya sendiri. Janji untuk tidak pernah menjadi orang dewasa, janji untuk menjadi anak berusia 5 tahun. Saya terlalu naif dalam menanggapi hidup, terlalu polos dalam menilai seseorang.
Ketakutan akan perubahan, saya ingin menikah, saya menyukai anak-anak, tapi saya terlalu takut untuk percaya kepada seseorang, apakah orang itu mampu menjaga hati saya? apakah saya mampu hidup bersama orang asing selamanya? Rasanya saya kembali berpikir, untuk hidup dengan diri saya sendiri, mencukupi kebutuhan hidup keluarga saya, membuat kedua orag tua saya bahagia, menemani mereka dan melihat adik-adik saya tumbuh dan menjadi dewasa. SENDIRIAN, tanpa siapapun
