Karena saya suka segala yang berbau simple maka saya upload tutorial hijab simple yang slalu saya kenakan sehari-hari...simple tapi tetap cantik (amin)..hehehe
Caranya:
1. Siapkan Pasmina cifon boleh bermotif,boleh tidak..kali ini saya gunakan yang bermotif, sebenarnya itu scraft kondangan umik saya hahahaha
2. Jangan lupa ciput, boleh dengan warna senada, tapi saya lebih suka tabrak warna, saya pakai maroco ciput dengan warna biru muda.
3. Gunakan pasmina dengan sisi kanan lebih panjang dari sisi kiri.
4. Di sisi yang pendek, lingkarkan hingga mencapai atas daun telinga kanan dan sematkan jarum atau peniti.
5. Setelah sisi pendek terikat di yang panjang lingkarkan ke atas kepala dan biarkan sisanya menjuntai.
6. Agar bagian atas kepala tidak jatuh jangan lupa beri peniti atau jarum.
7. Jadilah Simple Hijab ala Nay...
Bisa dipakai untuk hangout ke mall, kuliah, dan acara santai lain... selamat mencoba
LET'S MAKE UR LIFE COLOURFUL (Don't forget to comment after read this content ^-^)
Jumat, 18 Januari 2013
Everyday Outfit
my outfit "flower green"(waktu mau berangkat ke educationfair) |
my outfit "simple pink flower"(waktu Memperingati hari kartini di kampus) |
my outfit "Red Pink chick"(Waktu seminar pendidikan di UNESA) |
My Outfit "Out Motif"(Waktu pergi tamasya ke batu) |
My Outfit "Cowboytime" (waktu ke jatimpark II) |
My Outfit "Simple elegan"(waktu lebaran tahun kemarin) |
Minggu, 06 Januari 2013
Pelanggaran Empat Maksim Kerjasama dalam Drama Seri “1 Litre of Tears「1リットルの涙」” Episode 1 Produser Satoko Kashikawa
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Kajian pragmatik
adalah salah satu kajian linguistik yang diambil dari sudut pandang bahasa
dalam konteksnya. Dimana ruang lingkup pragmatik sangat luas terdapat banyak
poin yang dibahas dalam lingkup pragmatik salah satunya mengenai apa itu asas
atau prinsip kerjasama. Prinsip kerjasama sangatlah penting dalam suatu
percakapan antara penutur dan lawan tutur. Salah satu keberhasilan suatu
percakapan dengan menggunakan asas kerjasama yang tepat. Misalnya pada bentuk
percakapan di bawah ini,
Ibu : Kantong apa itu, nak?
Anak : Ya Kantong, bu!
Dari percakapn
di atas ibu bertanya mengenai kantong yang dibawa oleh anaknya dan berharap
mendapat informasi secara relevan dan mendetail mengenai pertanyaannya.
Sedangkan anak hanya menjawab seadanya dimana pengulangan kantong disebut tautology
(pengulangan kata tanpa menambah kejelasan). Hal ini bukan merupakan suatu
komunikasi yang baik dimana anak melanggar adanya asas kerjasama dalam
tuturannya. Asas kerjasama itu sendiri memiliki empat aspek yang disebut
maksim.
Dari empat maksim itu maka
percakapan-percakapan yang melanggar asas kerjasama dapat dengan mudah
diketahui dan dianalisis. Hal ini yang melatarbelakangi peneliti untuk
mengaalisis adanya pelanggaran asas kerjasama dalam salah satu film Jepang. Dan
untuk mengetahui apakah dalam film tersebut terdapat banyak maksim –masim yang
tidak ditaati.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pelanggaran kerjasama apa saja
pada Film “ Oniichan no hanabi 「お兄ちゃんのハナビ」” Director by 国本雅広 (Masahiro Kunimoto)?
2. Apakah empat
aspek maksim dapat membantu mengetahui pelanggaran asas kerjasama?
1.3 Tujuan
1. Dapat
mengetahui pelanggaran kerjasama apa saja pada Film “ Oniichan no hanabi 「お兄ちゃんのハナビ」” Director by 国本雅広 (Masahiro Kunimoto).
2. Dapat mengetahui hubungan empat aspek
maksim dapat membantu mengetahui pelanggaran asas kerjasama.
BAB II
Landasan Teori
A.
Pragmatik
Pragmatik adalah
kajian linguistik yang berhubungan dengan perlakukan tutur. Hal ini dikuatkan
oleh pendapat Verhaar, Menurut Verhaar (1996:14), pragmatik merupakan cabang
ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai
alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacuan tanda-tanda
bahasa pada hal-hal ekstralingual yang dibicarakan. Dapat disimpulkan kajian
ini merangkul penutur dan tertutur sebagai sumber data dalam kajian pragmatik.
Dimana konteks kaempatt sangat memegang penting dalam kajian pragmatik ini.
Pragmatik memiliki kajian atau bidang telaah tertentu yaitu
dieksis, praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech acts),
dan implikatur percakapan (conversational implicature) (Kaswanti
Purwo, 1990:17).
Poin-poin diatas
akan dibahas lebih rinci dan mendetail. Namun lebih menekankan pada apa itu
tindak tutur, dan implikatur. Lebih merinci lagi pada pragmatik, Levinson (1983)
menyatakan ilmu pragmatik didefinisikan sebagai berikut:
(1) Pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Di sini, pengertian atau pemahaman bahasa mengnunjuk kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan atau ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya. (2) Pragmatik ialah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kaempatt-kaempatt dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kaempatt-kaempatt itu´ (dalam Nababan, 1987:2). Seperti apa yang dimaksud dari pernyataan yang bermakna sempit namun berarti luas bagi penutur dan lawannya jika memiliki wawasan yang sama, maka diperlukannya kajian pragmatik.
(1) Pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Di sini, pengertian atau pemahaman bahasa mengnunjuk kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan atau ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya. (2) Pragmatik ialah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kaempatt-kaempatt dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kaempatt-kaempatt itu´ (dalam Nababan, 1987:2). Seperti apa yang dimaksud dari pernyataan yang bermakna sempit namun berarti luas bagi penutur dan lawannya jika memiliki wawasan yang sama, maka diperlukannya kajian pragmatik.
B. Asas
Kerjasama
Rustono
(1999:55) menyatakan Prinsip percakapan (Convensional principle) adalah prinsip
yang mengatur mekanisme percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap
secara kooperatif dan santun. Dari batasan itu dapat dikemukakan bahwa prinsip
percakapan itu mencakup dua, yaitu prinsip kerjasama (cooperative principle)
dan prinsip kesantunan (politeness principle).
Pembicara
di dalam percakapan harus berusaha agar apa yang dikatakannya berlevan dengan
situasi di dalam percakapan itu, jelas dan mudah dipahami oleh pendengarnya.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ada kaidah-kaidah yang harus ditaati oleh
pembicara agar percakapan dapat berjalan dengan lancar.
Kaidah-kaidah
itu di dalam kajian pragmatic, dikenal dengan prinsip kerja sama.
Grice (dalam Kushartanti, 2007: 106) mengungkapkan bahwa di dalam prinsip kerja
sama, seorang pembicara harus mematuhi empat maksim. Maksim adalah prinsip yang
harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual
maupun interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proses komunikasi. Keempat
maksim percakapan itu adalah: maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, maksim cara dan maksim pelaksanaan.
C.
Maksim-Maksim Kerjasama
1.
Maksim
kuantitas
Berdasarkan
maksim kuantitas, dalam percakapan penutur harus memberikan kontribusi yang
secukupnya kepada mitra tuturnya. Misalnya:
(a) Anak
gadis saya sekarang sudah punya pacar.
(b) Anak
gadis saya yang perempuan sudah punya pacar
Kaempatt (a)
menunjukkan kontribusi yang cukup kepada mitra tuturnya. Bandingkan dengan kaempatt
(b) yang terasa berlebihan. Karena di dalam kaempatt (b) kata gadis sudah
mencakup makna ’perempuan’ sehingga kata perempuan dalam kaempatt tersebut
memberikan kontribusi yang berlebih. Maksim
kuantitas juga dipenuhi oleh apa yang disebut pembatas (hedge), yang
menunjukkan keterbatasan penutur dalam mengungkapkan informasi. Hal ini dapat
kita lihat dalam ungkapan di awal kaempatt seperti singkatnya, dengan kata
lain, kalau boleh dikatakan, dan sebagainya.
2.
Maksim
Kualitas
Berdasarkan
maksim kualitas, peserta percakapan harus mengatakan hal yang sebenarnya.
Misalnya, seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang seharusnya mengatakan
bahwa Kampus Universitas Negeri Semarang terletak di semarang, bukan kota lain,
kecuali jika ia benar-benar tidak tahu. Kadang kala, penutur tidak merasa yakin dengan apa yang
diinformasikannya. Ada cara untuk mengungkapkan keraguan seperti itu tanpa
harus menyalahi maksim kualitas. Seperti halnya maksim kuantitas, pemenuhan
maksim kualitas oleh ungkapan tertentu. Ungkapan di awal kaempatt seperti
setahu saya, kalau tidak salah dengar, katanya, dan sebagainya, menunjukkan
pembatas yang memenuhi maksim kualitas.
3.
Maksim
Relevansi
Berdasarkan
maksim relevansi, setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan
dengan situasi pembicararaan. Misalnya
(a) A:
Kamu mau minum apa?
B: Yang hangat-hangat
saja.
(b) C:
Kamu mau minum apa?
D: Sudah saya cuci
kemarin.
Di
dalam penggalan percakapan (a) kita dapat melihat bahwa B sudah mengungkapkan
jawaban yang relevan atas pertanyaan A. Di dalam penggalan percakapan (b),
sebagai penutur bahasa Indonesia kita dapat mengerti bahwa jawaban D bukanlah
jawaban yang relevan dengan pertanyaan C. Topik-topik yang berbeda di dalam hubungannya dengan maksim
relevansi, kaitan ini dapat dilihat sebagai pembatas. Ungkapan-ungkapan di awal
kaempatt seperti Ngomong-ngomong....., Sambil lalu....., atau By the way......
merupakan pembatas yang memenuhi maksim relevansi.
4.
Maksim
Cara (Pelaksanaan)
Berdasarkan maksim
cara, setiap peserta percakapan harus berbicara langsung dan lugas serta tidak
berlebihan. Wijana menyatakan maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta
percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak
berlebih-lebihan, serta runtut (1996:50). Misalnya:
(a)
A: Mau yang
mana, komedi atau horor?
B:
Yang komedi saja. Gambarnya juga lebih bagus.
(b)
C: Mau yang
mana, komedi atau horor?
D:
Sebetulnya yang drama bagus sekali. Apalagi pemainnya aku suka semua. Tapi ceritanya tidak jelas arahnya. Action oke
juga, tapi ceritanya aku taidak mengerti.
C:
Jadi kamu pilih yang mana?
Di dalam kedua
penggalan percakapan di atas kita dapat melihat bahwa jawaban B adalah jawaban
yang lugas tidak berlebihan. Pelanggaran terhadap maksim dapat dilihat dari jawaban
D. Untuk memenuhi maksim cara/
maksim pelaksanaan, adakalanya kelugasan tidak selalu bermanfaat di dalam
interaksi verbal. Sebagai pembatas dari maksim cara/ plelaksanaan, pembicara
dapat menyatakan ungkapan seperti bagaimana kalau....., menurut saya..... dan
sebagainya.
Drama ini mengambil dari kisahnya seorang gadis
yang memiliki penyakit mematikan. Dalam drama ini akan di analisis percakapan
seperti apa yang dilaggar dalam drama ini. Ceritanya mengisahkan
seorang remaja perempuan (Ikeuchi Aya) yang dulunya begitu aktif tetapi setelah
disahkan menghadapi penyakit
Spinocerebeller ini.
Penyakit Spinocerebellar belum lagi ada penawarnya. Dia
begitu tabah dan kuat untuk melawan penyakitnya sehingga dia menghembuskan
nafasnya yang terakhir. Tabah yang dia ada belum setaraf tabah kita. Kalau ada
yang rasa putus asa dengan apa-apa. Dibintangi oleh Erika Sawajiri sebagai Ikeuchi Aya, Ryo
Nishikido sebagai Asou Haruto, Naohito
Fujiki as Hiroshi Mizuno (Dokter Mizuno), Hiroko Yakushimaru as Ikeuchi Shioka
(Ibu Aya), Takanori Jinnai as Ikeuchi Mizuo (Ayah Aya), Riko Narumi as Ikeuchi
Ako (Adik Aya), Ai Miyoshi as Ikeuchi Rika (Adik Aya), Yuma Sanada as Ikeuchi
Hiro (Adik Aya), Saori Koide as Mari Sugiura (Teman Aya), Kenichi Matsuyama as
Yuji Kawamoto (Kakak Kelas Aya).
BAB III
Analisis
A.
Pelanggaran maksim pada drama one litre
of tears ep01
Pelanggaran-pelaggaran
maksim-maksim yang berhubungan dengan asas kerjasama terdapat pada drama one
litre of tears ep 1. Analisis mengambil hanya pada episode 01 sebagai batasan
penelitian analisis ini. Pelanggaran maksim kualitas terjadi pada dialog ayah dan
Aya saat bercakap mengenai perilaku Aya yang tidak tidur semalaman,
御父さん :亜也。お前、ゆうべ遅かったんだろう?
Ayah : Aya.
Kamu kemarin malam telat tidurkan?
亜也 :うん,3時ごろかな。(MKt)
Aya : Iya, kira-kira jam 3 (sepertinya)
御父さん :だったらほとんど寝てないじゃないか、お前。
Ayah : Kamu, sekarang jadi sering tidak tidur kan?
(00:03:59- 00:04:06)
Dari
percakapan yang terjadi di atas Aya menjawab pertanyaan Ayahnya dengan memberi
sedikit informasi yang meragukan dan tidak lugas mungkin juga Aya saat menjawab
pertanyaan ayahnya berbohong jika ia tidur pada jam 3. Sehingga dapat
disimpulkan dalam tindak tutur percakapan Aya, Aya melanggar adanya maksim
kuantitas (MKt).
Pelanggaran asas kerjasama melalui keempat
maksim terdapat pada percakapan antara Aya dan Mari.
マリ :ねえ 亜也。 高校入ったらさ携帯買ってもらいなよ。
Mari : Hey, Aya. Kalau masuk SMA, mintalah untuk
dibelikan HP
亜也 :うん。
Aya : Iya.
マリ :携帯今どき持ってないなんてあんたぐらいだよ。携帯持ってたらさ 今朝だってすぐ連絡できたのに。(MKt)
Mari :
Orang yang tidak membawa HP hanya Aya saja sekarang. Kalau kamu punya HP, pagi
tadi aku bisa menelponmu.
亜也 :あっ。(MC)
Aya : Aa……
マリ :えっ?亜也?
Mari
: Heh?? Aya!
(00:13:54- 00:14:10)
Dari
percakapan diatas Mari melaggar maksim kuantitas (MKt) dimana seharusnya Mari
tidak perlu bertele-tele untuk menyuruh Aya membeli HP dengan berkata di
sekolah atau orang-orang di sekitar Mari semuanya menggunakan HP kecuali Aya.
Pelanggaran selanjutnya yakni pada Aya dimana Aya tidak menanggapi percakapan
Mari karena sibuk mencari sesuatu atau seseorang. Aya melanggar adanya maksim
cara (MC) dimana harus adanya timbal balik dalam suatu percakapan.
Pelanggaran maksim lain ada pada
percakapan antara Aya dan Haruto.
亜也 :あの…。今朝はありがとうございました。おかげさまで…。
Aya
: Um… Tadi pagi terimaksih. Karena kamu….
遥斗 :お前のせいで 俺まで受けちゃったじゃねえか。(MR)
Haruto : Gara-gara kamu aku jadi mengikuti tes masuk
SMA
亜也 :えっ?
Aya : Heh?
耕平 :おい 誰よ?
Kouhei : Hey, siapa?
遥斗 :知らね。(MKl)
Haruto : Tidak kenal.
(00:14:12- 00:14:26)
Dari
percakapan di atas, Aya berniat untuk mengucapkan terimakasih atas batuan
Haruto ketika ia terjatuh di tengah jalan. Namun belum sempat Aya menyelesaikan
pembicaraannya, Haruto tiba-tiba berbicara keluar dari topic pembicaraan atau
tidak adanya relevansi atas apa yang diucapkan Aya sebelumnya. Sehingga pada
saat percakapan itu terjadi adanya kebingungan pada Aya akan apa yang
dibicarakan oleh Haruto. Dapat disimpulkan dari analisis di atas bahwa Haruto
telah melanggar adanya maksim Relevansi (MR). Selain itu Haruto juga melanggar
adanya maksim kualitas (MKl) dimana tidak seharusnya dia berkata kepada
temannya bahwa dia tidak mengenal Aya, padahal Aya adalah gadis yang barusan ia
tolong tadi pagi.
Pelanggaran
maksim lain pada percakapan tiap scene one litre of tears episode 01 ada pada
scene di bawah ini.
耕平 :何で生物部なんだよ?やっぱ 女に モテるには
サッカーか バンドっしょ。
Kouhei : Kenapa kamu memilih club biologi?
Yang disukai gadis adalah club sepak bola atau band.
遥斗 :別に 女にモテたくねえし。
Haruto
: Aku tidak peduli dengan gadis-gadis.
耕平 :なあ。サッカー部あたりにしない?
Kohei : Haaa. Tapi Sepak bola itu lebih cocok.
遥斗 :生物部。
Haruto : Biologi!
耕平 :何でだよぉ。
Kouhei : Memangnya kenapa sih?
遥斗 :部長が すげえ 美人なんだって。(MKl)
Haruto : Karena katanya ketuanya sangat cantik.
耕平 :えっ マジ?あっ 同じクラスだよな?
Kouhei : Ah, masak? Wah…kita sekelaskan?
慶太 :はい、中原慶太です。
Keita : Iya, saya Keita Nakahara.
耕平 :でっ どこだよ。例の部長は?
Kouhei : Dimana? Mana Ketua?
吉川 :入部希望者?
Yoshikawa : Anggota baru?
耕平&遥斗 :はい。
Kouhei & Haruto : Iya
吉川 :あっ、部長の吉川です。ようこそ 生物部へ。(男)
Yoshikawa : Ah, Saya Ketua, Yoshikawa. Slamat datang di
club biologi.
(00:30:26-00:31:07)
Dari
percakapan di atas Haruto bercakap-cakap dengan Kouhei. Kouhei berharap Haruto
bisa ikut masuk ke club yang slalu banyak diidolakan gadis-gadis di sekolah. Namun
Haruto malah memilih club biologi, dengan alasan ketua clubnya terkenal cantik
agar Kouhei juga ikut masuk dalam club biologi. Dan ketika Kouhei setuju
mengikuti Haruto, ternyata ketua club biologi adalah laki-laki. Lagi-lagi
Haruto melanggar maksim kualitas (MKl) dimana dia membohongi temannya mengenai
ketua club biologi sehingga Kouhei merasa terjebak dan terpaksa mengikuti club
biologi.
Pelanggaran
maksim masih terjadi pada percakapan antara Haruto dan Aya yang tak sengaja
bertemu di rumah sakit.
亜也 :麻生君 どっか悪いの?
Aya : Ada apa dengan Asou-kun?
遥斗 :俺もう永くないんだってさ。若いから進行も早いらしくて。(MKl)
Haruto : Aku tidak akan hidup lama. Aku masih muda tapi sudah
dipanggil secepat ini.
亜也 :そんな…。
Aya : Tidak mungkin.
遥斗 :嘘 (MC)
Haruto
: Bohong.
亜也 :えっ?
Aya : Eh?
遥斗 :水虫。(MKl)
Haruto : sakit mizumushi.
亜也 :やだぁ。
Aya : Jangan
遥斗 :嘘。(MC)
Haruto : Bohong
亜也 :えっ?
Aya : Heh??
看護婦 :(呼ぶ)
Suster : (Memanggil)
遥斗 :どうも。
Haruto : Halo.
亜也 :知り合いなの?
Aya : Kenal?
遥斗 :元カノ。(MKl)
Haruto : Mantan.
亜也 :えっ 随分年上なんだね。
Aya : Heh?? Kelihatan lebih tua.
遥斗 :嘘。(MC)
Haruto : Bohong.
亜也 :えっ?
Aya : Eh?
(00:34:28 -00:35:10)
Dari percakapan di atas kembali
Haruto melakukan empat kali pelanggaran pada maksim kualitas (MKl) dalam satu
kali percakapan. Hal itu membuat Aya terlihat bodoh karena begitu mudahnya
tertipu akan tuturan Haruto. Dalam percakapan di atas juga Haruto melanggar
adanya maksim cara (MC) dalam keseluruhan percakapan, dimana jawaban pertanyaan
Aya digunakan sebagai lelucon.
Pelanggaran terakhir pada drama one
litre of tears episode 1 ada pada bagian terakhir drama, yakni percakapan
antara Dokter dan ibu Aya.
お母さん :治るんですよね?
Ibu : Bisa sembuh kan, dok?
医者 :わたしの知るかぎり完治した例は 一例もありません。(MKt)
Dokter : Dari Kasus yang saya tahu contoh
kasus ini satupun tidak ada yang sembuh.
(00:49:30- 00:49:42)
Dari
percakapan di atas, dengan keadaan yang tidak tepat, tidak seharusnya dokter
melakukan pelanggaran maksim kuantitas (MKt) dengan menjawab terlalu bertele-tele
akan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Dokter dapat langsung menjawab
penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan. Namun latar belakang pelanggaran
maksim kuantitas di atas mungkin sebagai penghalus dan peredam keadaan yang
saat itu sangat tegang.
B.
Manfaat adanya maksim dalam percakapan
Dari
sedikit analisis di atas pada film one litre of tears episode 1, adanya maksim
mampu menjadi tolok ukur akan terjadi komunikasi yang baik antar pengguna
bahasa. Jika orang melanggar maksim-maksim yang ada, percakapan yang dia
lakukan saat itu bisa jadi menjadi tidak nyaman bagi lawan bicaranya atau dalam
situasi percakapannya. Dapat disimpulkan manfaat adanya maksim-maksim dalam
asas kerjasama adalah,
1.
Dapat
tolok ukur akan kesuksesan komunikasi antar penutur dan lawan tutur
2. Dapat
menjadi acuan untuk mengenali pribadi lawan tutur masing-masing jika lawan
tutur sering melanggar salah satu maksim yang ada. Misalnya pada Haruto yang
selalu melanggar adanya maksim kualitas. Sehingga kebanyakan lawan tuturnya
lebih mengenal Haruto sebagai tukang bohong.
3.
Dapat mengetahui lawan tutur yang mana
yang selalu tidak menggunakan asas kerjasama yang ada sehingga lebih
berhati-hati dalam melakukan percakapan dengan lawan tutur yang selalu
melanggar asas kerjasama.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Maksim-maksim
adalah acuan untuk para penutur dimana jika ingin melakukan suatu percakapan
yang menyenangkan dan nyaman kepada lawan tutur tidak seharusnya melanggar
adanya maksim-maksim yang ada. Karena semakin seringnya seorang penutur
melanggar banyak maksim dalam asas kerjasama maka efeknya adalah penjauhan
secara social kepada masyarakat sekitar atas ketidakkerjasamaan dalam melakukan
suatu percakapan atau tindak tutur.
http://jurnallingua.com/edisi-2006/5-vol-1-no-1/31-pragmatik-konsep-dasar-memahami-konteks-tuturan.html
(diakses pada tanggal 31 Januari 2012)
http://www.belajarindonesia.org/2011/10/prinsip-percakapan-prinsip-kerjasama.html
(diakses pada tanggal 31 Januari 2012)
http://jinggakirana.blogspot.com/2011/03/pragmatik-kerjasama-dan-implikatur.html
(diakses pada tanggal 31 Januari 2012)
http://edisuryadimaranaicindo.wordpress.com/2012/03/01/aspek-aspek-pragmatik-tindak-tutur-praanggapan-dan-implikatur-2/
(diakses pada tanggal 31 Januari 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)
Kebencian ku pada kalian!!
Aku sudah merasa rindu saat-saat bersama mereka. 40 Orang dari 23 Negara kalau saya tidak salah ingat. Dengan latar belakang pekerjaan yan...
-
名前: Naily Zahrotul F. 番号: 092104031 第7課 文型 1. ~そうだ (hal 68) Sudjianto mengatakan ...
-
Bagaimana cara anda menyantap makanan? Apakah anda akan menyantap makanan dalam satu piring? Ketika anda memakan makanan b...
-
Praanggapan ( P resupposisi) Praanggapan (presupposisi) adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum m...