1.
TEMA
Tema
adalah adalah isi atau gagasan cerita yang dikisahkan. Dalam trma terkadang
juga mengisyaratkan amanah yang di harapaka penulis pada hasil karya sastra
novelnya.
Tema
dari novel “Utsukushisa to Kanashimi to” adalah arti dari cinta dan perkawinan.
Novel ini berisikan kisah cinta yag terlarang, dimana seorang pria yang sudah
beristri mencintai seorang gadis yang lebih muda dan usianya terpaut jauh
darinya. Karena kisah cinta yang terlarang tersebut sehingga masalah-masalah
bermunculan, dimulai dari masalah perkawinan pria itu dan balas dendam.
Bagaimanapun juga pria itu telah menghianati perkawinannya dengan bercinta
dengan orang lain. Dalam novel ini ditampilkan bagaimana akibat dari masa lalu
pria itu yang pernah memiliki hubungan cinta dengan gadis lain, ketidakbahagiaan
perkawinannya dan dampak hubungan masa lalunya pada masa depan sang gadis.
2.
ALUR
Alur menurut Akhmah Saliman (1996 : 24), alur adalah jaringan atau
rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir.
Urutan alur terdiri atas 5 fase, yakni : 1. Perkenalan, 2. Awal masalah, 3.
Menuju klimaks, 4. Klimaks, 5. Penyelesaian.
Novel
ini mengambil alur campuran atau maju mundur.
Eksposisi :
Awal cerita ini dimulai dari keinginan Oki pria berusia 54 tahun untuk menemui
kekasih lama lagi bernama Otoko setelah beberapa tahun tak pernah bertemu. Oki
dalam perjalanan menuju tempat tinggal Otoko yakni di Kyoto mulai
mengingat-ingat kembali masa-masa saat dia dan Otoko menjadi sepasang kekasih.
Halaman : 21-37
Intrik : Masalah dimulai saat Oki memutuskan untuk
kembali bertemu dengan Otoko dan berkenalan dengan Keiko anak didik Otoko.
Dimana Oki tidak tahu bahwa Otoko yang pernah ia kenal dulu sudah berubah. Dan
Oki juga tidak apa yang Keiko pikirkan saat Oki dan Otoko kembali bertemu.
Halaman : 38-69
Klimak : Keiko merasa Otoko masih mencintai
Oki, padahal pria itu telah merusak masa remaja Otoko, sehingga Keiko
memutuskan untuk balas dendam pada Oki sekeluarga. Keiko mendekati Oki dan anak
Oki, Taichiro sekaligus. Dan membuat hidup Fumiko, istri Oki menjadi tidak
tenang
Halaman : 69-218
Konklusi : Pada akhirnya balas dendam yang
dilakukan oleh Keikopun tidak membuatnya bahagia dengan Otoko. Keiko sadar rasa
cintanya pada Otoko tidak akan bisa menyatukan mereka berdua. Dan keluarga Oki
pun hancur akibat ulah Keiko.
Halaman : 219-253
3. LATAR
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 66),
latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama.
Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat,
benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan
dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
a.
Kereta api ekspres Kyoto
Waktu : Siang hari
Suasana : Tenang, sepi
Halaman : 21-25
b.
Hotel Miyako
Waktu : Malam dan pagi hari
Suasana : Gaduh dan ramai
Halaman : 25-51, 36-39
c.
Rumah makan di sekitar gunung Arashi
Waktu : Siang Hari
Suasana : Sepi
Halaman : 31-35
d.
Rumah teh kuno
Waktu : Malam hari
Suasana : Kikuk
Halaman : 40-48
e.
Kereta api ekspress Tokyo
Waktu : Pagi hari
Suasana : menyenangkan
Halaman : 51-52
f.
Rumah Otoko
Waktu : Siang hari
Suasana : Menyedihkan, memilukan
Halaman : 42-43
g.
Rumah sakit jiwa
Waktu : -
Suasana : Menyedihkan
Halaman : 49-50
h.
Rumah keluarga Toshio
Waktu : Pagi, siang, malam
Suasana : Sedih, kacau
Halaman : 59-75, 97-110
i.
Rumah tamu Otoko, pelataran kuil
Waktu : Pagi, siang, malam
Suasana : Sunyi, tenang
Halaman : 76-95, 125-131
j.
Kuil di pegunungan Kurama
Waktu : Malam hari
Suasana : Tenang
Halaman : 95-96
k.
Hotel di daerah puncak Eroshima
Waktu : Malam hari
Suasana : canggung dan datar
Halaman : 110-113
l.
Kuil Lumut
Waktu : Pagi hari
Suasana : Sedikit tegang
Halaman : 114-125, 142-147
m.
Kiyamachi
Waktu : Pagi-siang hari
Suasana : menyenangkan
Halaman : 134-141
n.
Kedai teh Ofusa
Waktu : Malam hari
Suasana : tenang
Halaman : 134-141
o.
Danau Biwa
Waktu : siang-sore hari
Suasana : Tegang
Halaman : 248-249
4.
TOKOH DAN WATAK PENOKOHAN
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 25 : 27) berdasarkan
peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam
yakni : 1. Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat, 2. Protagonis, tokoh utama
berprilaku baik, 3. Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu.
Selain itu, masih menurut Akhmad Saliman (1996 : 27) berdasarkan fungsinya di
dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yakni : 1.
Sentral, tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita, 2. Utama,
tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis, 3.
Tokoh pembantu, tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur
cerita.
1. Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat, dalam novel “Keindahan
dan Kesedihan terjemahan Sobar Hartini, dapat disimpulkan tokoh antagonisnya
yakni murid Otoko yang bernama Keiko.
2. Protagonis, tokoh utama berprilaku baik,
dalam novel ini, tokoh yang berwatak baik dan termasuk dalam tokoh utama yakni
Ueno Otoko dan Oki Toshio.
3. Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai
tokoh pembantu, dan tokoh yang dapat diambil dalam novel ini sebagai tokoh
protagonist yakni Fumiko dan Taichiro.
1) Oki Toshio
: Seorang novelis, laki-laki berusia limapuluh empat tahun
·
Pandai menganalisis keadaan di
sekitarnya.
o Kutipan
: hal.24, “Setelah sang pelayan pergi, Oki menatap ke sekeliling dan melihat
sepasang kopor kulit berwarna putih pada sisi kaki kursi. Kopor itu berbentuk persegi dan tipis, model baru.
Corak polkadot coklat pucat menghias warna putih kopor kulit itu. Barang
seperti itu tidak dapat diperoleh di Jepang. Juga ada tas tenteng besar dari
kulit macan tutul di atas kursi. Pemiliknya pasti orang Amerika. Barangkali
mereka sedang di kreta makan.”
o Selain
itu kutipan antara Oki dan Fumiko. Kutipan: hal.72-73,”
Oki
: jangan bicara soal tak senonoh itu
lagi. Aku tidak menyukainya. Memang dia cantik, lukisan ini juga bagian dari
dirinya, seorang gadis yang narsis.
Fumiko: Bukan,
aku yakin lukisan ini mengenai Otoko.
Oki : Kalau begitu, mungkin dia dan Otoko
adalah sepasang kekasih.
Fumiko: Kekasih?
Kamu pikir mereka sepasang kekasih?
Oki : Aku tak tahu. Tetapi aku tidak akan
kaget jika mereka lesbian. Hidup bersama dalam sebuah kuil tua di Kyoto, keduanya
memiliki hasrat gila. Kelihatannya begitu.”
o
Kutipan : hal.39, “Sewaktu dia berbicara
di hotel dia tak menyadari kecantikannya, tetapi sekarang dia melihat betapa
cantik raut wajah gadis itu. Dia memilki leher yang jenjang dan cuping telinga
yang menawan. Semua itu berpadu serasi. Dia memang cantik. Tetapi dia berbicara
dengan perlahan, dalam sikap yang dipaksakan. Dia mengira-ngira apakah dia tahu
apa yang pernah terjadi antara dirinya dengan Otoko, sesuatu yang terjadi jauh
sebelum dia lahir.”
o
Kutipan : hal.48,”Sebenarnya kimono
bernuansa muram itu menampakkan kecantikan Keiko sehingga terliat lebih
menonjol. Lagipula kesegaran belia dalam harmoni warna dekoratif sangat selaras
dengan lukisan berbagai bentuk burungnya. Bahkan guguran saljupun tampak menari-nari.”
·
Oki juga orang yang cukup sentimentil
jika mengenang masa lalunya
o Kutipan
: hal.22, “ Ketika lonceng berdentang dia akan mengenang ke belakang pada
masa-masa yang telah lewat. Dia selalu melihat lintasan pengalamannya. Beberapa
tahun di antaranya penuh emosi bergelora atau sesuatu yang menyakitkan. Ada
kalanya didera penderitaan dan penyesalan. Bahkan, ketika sentimentalitas
penyair menohoknya, bunyi lonceng bergema dalam hatinya.”
o Kutipan
: hal.27, “ Bahkan sebelum kenangan lamanya bangkit, dia didera tikaman rasa
bersalah karena telah merenggut kesempatan Otoko untuk menikah dan menuangkan
naluri keibuannya. Jelas tak seorangpun akan merasakan hal yang sama bila
melihat foto itu.”
o Kutipan
: hal.38, “ Kenangan macam apakah? Mengapa begitu jelas dia ingat? Ketika Otoko
pindah ke Kyoto dengan ibunya, Oki merasa yakin bahwa mereka telah berpisah.
Hal itu pasti terjadi juga, bukan? Dia tidak bisa melarikan kepedihan karena
telah mengacaukan kehidupan Otoko, mengoyak setiap kesempatannya untuk mengcap
kebahagiaan
·
Oki juga seorang penulis novel yang
sukses
o Kutipan
: hal.53, “ Memang, gadis yang
dikisahkan dalam novelnya adalah Otoko. Novel itu tidak akan pernah ada tanpa
jalinan asmara di antara mereka. Dan karena sosoknyalah novel itu tetap
bertahan dibaca orang banyak.”
·
Selalu menimbang segala sesuatu
o Kutipan
: hal.25, “ Ketika tiba di Kyoto, Oki menuju Hotel Miyako. Dia memesan kamar di
tempat yang sepi, dengan pertimbangan bahwa Otoko akan mengunjunginya.”
·
Merasa kesepian
o Kutipan
: hal.26, “ Teriakan keras dalam bahasa asing membuat Oki merasa lebih
kesepian. Pergerakan kursi di gerbong yang berputar dengan sendirinya, kembali
melintasi memorinya. Seakan-akan dia melihat rasa kesepiannya sendiri
berputar-putar sunyi bersama hatinya.”
·
Seseorang yang mudah bimbang jika
berhadapan dengan masa lalunya
o Kutipan
: hal.26, “ Tampaknya bukan harapan yang tak masuk akal. Tetapi jurang pemisah
terbentang di antara mereka bertahun-tahun lamanya. Meskipun dia belum juga
menikah, tapi bisa saja dia menolak menemui kekasih lamanya, mengabaikan
undangannya. “ Tidak, dia bukan tipe
perempuan seperti itu,” Oki bergumam pada diri sendiri. Namun, dia tidak tahu
seberapa besar perubahannya.”
o Kutipan
: hal.27, “ Oki berpikir akan menghubunginya esok hari. Jika tidak nanti malam,
ia akan singgah ke rumahnya. Tapi keesokan harinya, setelah terbangun karena
keributan dari anak-anak kamar sebelah, dia mulai merasa ragu dan memutuskan
untuk mengirim sepucuk surat istimewa padanya. Dia duduk menghadap meja tulis,
mulai merasa kebingungan menatap kertas kosong perlengkapan tulis menulis dari
hotel. Dia memutuskan untuk tidak bertemu dengannya, sudah cukup baginya bisa
mendengarkan dentang lonceng sendiriran untuk kemudian pulag kembali ke rumah.
·
Orang yang mudah tergoda akan kecantikan
wanita.
o
Kutipan : hal.111,
“Oki : Kita harus mandi sebelum makan malam.
Bisakah kita bermain lumba-lumba?
Keiko : Anda mengatakan sesuatu yang menjijikkan,
menyamakan saya dengan lumba-lumba! Haruskah anda begitu menghina? Bermain
seperti lumba-lumba! Laut itu sangat gelap.
Oki : Maafkan aku
Keiko : Anda bilang ingin melihat saya telanjang.
Atau Anda ingin memeluk saya?
Oki : Kau tak akan melawan?
Keiko : Saya tak tahu, tapi mengajak saya bermain
lumba-lumbaan adalah sebuah penghinaan! Lagipula saya bukan pelacur. Anda
tampak begitu bejat.”
2) Ueno Otoko
: Seorang pelukis beralira jepang klasik, tinggal di Kyoto.
·
Gadis yang berpikiran dewasa saat masih
muda
o
Kutipan : hal.28-29, “ Oki menghempas
tubuhnya ke kursi dan meraih Otoko ke pangkuannya, mengangkat dagu supaya
memudahkan Otoko. Dia merundukan tubuh langsingnya pada Oki, beberapa kali
mencoba membuat simpul dan mengulangnya kembali. Kemuadian dia bangkit dari
pangkuan Oki, jemari Otoko bergerak sepanjang bahu kanannya dan menatap dasi
itu. “ Selesai sudah, anak manja. Sempurna bukan?”….Memang aneh seorang gadis
berusia lima belas tahun menyebut lelaki yang usianya dua kali lipat dari
umurnya dengan kata “anak manja.”
·
Masih trauma dan takut akan masa
lalunya.
o Kutipan
: hal.40, “Yang dapat Oki katakana hanyalah berterimakasih padanya setelah
merepotkannya begitu rupa. Tetapi kedua geisha,
di samping muridnya! Dia bahkan tidak dapat membayagkan masa lalu yang telah
mereka lalui bersama, atau membiarkan pandangannya pada Otoko sehingga
menyingkap masa lalu mereka. Dering teleponnya kemarin pasti telah membuatnya
jengkel dan khawatir sehingga dia memutuskan untuk mengundang geisha.”
o
Kutipan : hal.125,
“Otoko : Keiko!
Keiko : Dia tidak akan menjadi bayiku. Aku
menginginkannya untukmu. Aku akan merawatnya dan menghadiahkannya padamu. Aku
ingin mencuri bayimu dari Oki…
Otoko kembali
mencekik lehernya. Keiko mulai tersedu-sedan. “Otoko tak masalah seberapa besar
kau mencintainya, lagipula kau tak akan bisa punya anak darinya tanpa perasaan
apa-apa. Itu akan seperti kau yang melakukannya sendiri.”
·
Mudah berpikir pendek.
o Kutipan
: hal.42, “Oki teringat dua bulan setelah kematian bayinya, Otoko menenggak
obat tidur melebihi dosis. Apakah dia juga masih ingat? Dia bergegas menuju
sisinya begitu menyadarinya. Desakan sang ibu agar dia meninggalkan Oki
mendorong Otoko untuk bunuh diri.”
·
Wanita yang mengikhlaskan masa lalunya.
o
Kutipan : hal.123,
“Otoko : Keiko, apakah kamu bermaksud
memberikan karya-karya terbaikmu pada Oki?
Keiko : Ya, sampai aku selsesai membalas dendam.
Otoko : Aku telah mengataka padamu, aku tak ingin
mendengar kata-kata balas dendam lagi!”
·
Masih mencintai Oki.
o Kutipan
: hal.161,”Sekarang Otoko telah mendengar kisah semalam mereka di Enoshima
bahwa cinta lamanya berkobar-kobar dan tak terasa menyenangkan dalam dirinya.
Sekalipun begitu, dalam nyala api itu ia bisa melihat setangkai teratai putih
yang tengah mekar. Cinta mereka seperti bunga mimpi yang tak dapat dinodai
Keiko.”