Kali ini saya akan menceritakan suasana salah salah satu tempat terkenal di Kyoto. Nama tempat wisata tersebut adalah Arashiyama. Tempat ini sangat terkenal terutama di telinga para instagramer. Banyak sekali artis Negeri, para hijabers yang menjadikan Arashiyama sebagai destinasi wisata Foto. Selain pemandangannya yang asri, Arashiyama sangat mencerminkan gambaran Jepang pada masa lampau. Tak ayal para seniman film menjadikan tempat ini sebagai tempat pengambilan gambar untuk film bertemakan Jepang masa lampau, misal Film Samurai Rurouni Kenshin.
Siapa yang menyangka akan sampai ke tempat yang luar biasa ini. Apa sebenarnya Arashiyama? Arashiyama adalah hutan bambu yang berisikan beberapa kuil di sekitarnya. Apa hebatnya hutan bambu? Di indonesia mah banyak! Di belakang rumah saya juga ada ^^.
Tidak! Ini berbeda! Setelah saya kesana, jenis bambu yang tumbuh di sana dengan bambu yang tumbuh di Indonesia berbeda. Bambu yang tumbuh di Hutan Arashiyama tumbuh satu-satu dan tak bercabang. Bambu tersebut berdiameter kecil namun kokoh. Selain itu daun bambunya pun hanya tumbuh di pucuk bambu saja bak payung. Sehingga suasana yang dihasilkan sangat teduh dan dinamis.
Saya tak tahu apakah pertumbuhan bambu-bambu tersebut bisa sedinamis itu dengan cara dirawat ataukah alami apa adanya. Yang jelas semua bambu yang berada di Arashiyama berbentuk sama. Saya merasa takjub di sana! Apakah bambu-bambu tersebut memang di bersihkan ataukan tidak. sungguh bersih! Selain itu, untuk mencegah turis masuk ke wilayah hutan bambu lebih dalam maka dibuatkanlah jalan setapak dimana sisi kanan dan kirinya diberikan tanaman kering sebagai pembatas antara jalan setapak dan hutan bambu.
Suasana hati? Tentu saja dengan suasana sunyi, hanyakan gesekan daun bambu di atas saya bertapak membuat tenang hati. Hembusan angin semilir di musim dingin tak mematahkan semangat saya dan teman-teman untuk banyak berfoto dan berjalan menyusuri hutan.
Karna tempat ini sangat terkenal, banyak sekali turis asing yang datang. Kebanyakan turis China, disusul turis korea dan turis asia tenggara. Kami cukup kesulitan berfoto di suasana tenang yang kami inginkan. Itulah tantangannya!
Saya dan teman saya juga mampir ke salah satu kuil di Arashiyama.yakni Kuil Tenryuji. Kuil ini di kelilingi taman dengan jalan bebatuan serta tepat di belakang bangunan terbesar kuil terdapat danau dan pemandangan penggunungan sangat terlihat jelas di sana. Sangat Indah. Di beberapa kolam pun terdapat para ikan koi yang berenang lincah serta besar!
Sekeluarnya dari kuil kami melanjutkan perjalanan menuju terminal pemberhentian bis. Kami sempat tersasar karena salah membaca kode terminal. Kami mengira bis yang akan membawa kami pulang berada di jalan awal kami turun sebelumnya. Ternyata berada di jalan lain, sehingga kami harus berjalan jauh lagi menyusuri jalanan ramai penuh turis. Di pinggiran jalan utama terdapat banyak toko oleh-oleh yang menjual berbagai pernak pernik oleh-oleh khas daerah tersebut. Kami juga melewati sebuah stasiun dimana jalanan menuju stasiun tersebut dibuat sangat unik dan indah. Tabung-tabung besar berjejeran mendampingi jalan setapak. Dalam tabung besar tersebut diisikan kain tradisional Jepang berbagai motif. Sangat tepat sebagai spot foto kami berikutnya.
Setelah menunggu lama, bis kami datang. Kami kembali ke pusat kyoto, namun salah satu teman merasa sangat lapar, sementara perbekalan sudah habis. Ah iya, sebagai informasi saja, karena makanan halal sangat susah maka setiap kami berpergian saya dan teman-teman muslim selalu membawa perbekalan sendiri. Sangat lucu memang, sudah jauh-jauh ke Jepang tak bisa sembarangan makan ramen, kare Jepang, sushi atau makanan Jepang yang dijual di luar. Yah itulah ironi di atas ironi :D
Maka kami memutuskan untuk turun dari bis sembari mengunjungi masjid islamic culture center di pusat kota. Kami kira masjidnya hampir sama dengan tokyo cami'. Ternyata ketika kami akan sholat kami harus turun ke ruangan bawah tanah, dan persediaan air wudhu di sana sangatlah kecil intensitasnya. Dengan air yang ada kami berwudhu dan sholat. Sayangnya kami dilarang mengambil gambar di dalam tempat sholat.
Setelah sholat kami berjalan mencari makanan halal. Kemungkinan memang kecil, tetapi bisa saja di sekitar ICC ada juga pusat makanan halal. Memang tidak ada pusat makanan halal. Tapi Alhamdulillah kami menemukan restoran India halal di sana.
Saya pribadi selama di Indonesia tidak pernah makan makanan India. Tapi selama di Jepang makanan India adalah pilihan saya untuk makan di luar. Penjualnya adalah pemiliknya sendiri. Sangat ramah, dan banyak bertanya terkait Indonesia. Tokonya masih baru buka 2 bulan lalu. Kami diberi bonus 2 minuman. Kebetulan air kami habis, dan uang menipis :D. Rejeki Anak Sholehah!!
Selesai makan kami pun kembali naik bis menuju terminal kyoto dan pulang ke hotel yang tepat berada di depan stasiun kyoto. Sebenarnya setelah itu kami ke gion, namun jika ada kesempatan saya akan bercerita mengenai gion.
Jika anda memiliki kesempatan pergi ke Jepang. Maka Kyoto adalah rekomendasi saya, dan kunjungilah Arashiyama yang berada di barat kyoto. Anda pasti tak akan menyesal.