Minggu, 08 April 2018

PENGALAMAN PERTAMA MELIHAT GULAT ALA NEGERI SAKURA




Figure 1http://blog-imgs-31.fc2.com/a/c/h/achikochi2008/IMG_6069.jpg

Rabu, 4 Oktober 2017 sekitar pukul 12:00 waktu setempat. Udara ketika keluar dari bis sangat dingin sekitar di bawah 30 °C, karena Jepang sudah memasuki waktu musim gugur (Aki). Kami baru sampai di tempat bernama Ryogoku kokugikan yang berada di Tokyo daerah sekitar Akihabara. Bersama 39 peserta program Chouki kenshuu yang saya ikuti dan 25 peserta program lain dari beberapa dosen bahasa Jepang di China serta beberapa staff guru kami. Kami menunggu gerbang gedung yang layaknya seperti stadion berkubah persegi empat terbuka.
Disana sudah menanti para penonton lain yang juga ingin datang melihat acara yang akan kami ikuti juga. Acara yang akan kami tonton merupakan salah satu acara terpenting di Jepang. Acara tersebut adalah pertandingan gulat Jepang yang lebih dikenal dengan sebutan SUMO. Apakah anda pernah mendengar sebutan SUMO? Dalam satu tahun pertandingan SUMO diadakan sebanyak 6 kali dengan tempat pelaksaan yang berbeda-beda. Kami beruntung datang ke Jepang ketika acara yang ke 5 akan berlangsung. Di depan ryougoku tak hanya pengunjung yang menanti banyak dari media ibu kota dan wartawan televisi nasional meliput acara tersebut. Ketika rombongan kami datang yang notabene dari berbagai Negara dengan berbagai cirikhas dan bentuk fisik, hal itu merupakan sasaran empuk bagi media yang ingin mencari berita terkait pertandingan SUMO yang akan berlangsung. Beberapa dari teman-teman kami ditarik untuk ditanyai beberapa pertanyaan terkait kesan-kesan dan mengapa datang untuk melihat SUMO. Guru dan staff Japan Foundation kami juga kaget dan ikut senang melihat teman-teman kami diwanwancarai beberapa media terkenal seperti “TV Tokyo”, “Mezamashi News” dan media nasional seperti “NHK News” dan “NHK Radio”. Tibalah saya dan 3 teman dari Indonesia ditarik oleh media “NHK News” untuk disodori pertanyaan. Yang terpikirkan saat itu adalah apa yang membuat mereka menarik kami untuk wawancara? Sebelumnya teman yang sempat ditanyai oleh media rata-rata yang berkulit hitam, berambut pirang lalu apa ciri khas dari kami? Ah, saya baru menyadari, kami mewakili kelompok berhijab!
Di Dunia ini ada 4 tipe orang unik menurut visual mata manusia. Yakni, orang dengan keadaan fisik berbeda, orang dengan warna kulit berbeda, orang dengan warna rambut berbeda, dan orang yang berpenampilan berbeda. Kami mungkin masuk pada tipe ke-4, oleh karena itu media tersebut memilih kami,
Kami dilontarkan 4 pertanyaan oleh wartawan NHK yakni “Darimana kamu mengetahui SUMO? Apa yang kamu banyangkan tentang SUMO? Apa yang menurutmu paling kamu tunggu-tunggu ketika melihat SUMO? Dan Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu bertemu dengan pesumo nanti di dalam stadion?
Kami menjawab sesuai yang kami pikirkan, kami mengetahui sumo melalui video di youtube ketika masih di Negara kami. Kami merasa SUMO adalah olahraga yang hebat, dimana olahraga tersebut adalah olahraga kuno yang sudah dijalankan dari zaman-zaman terdahulu hingga saat ini masih bisa berlangsung dan tinggi peminatnya. Ketika melihat Sumo secara langsung, kami ingin mengatahui prosesi dan persiapan di dalam tempat pertandingan karena olahraga ini adalah olahraga kuno yang sangat berunsur kental dengan budaya dan ritual Jepang. Dan Kami ingin menyentuh badan para Pesumo karena mereka bertubuh besar dan kuat.
Tibalah saatnya memasuki stadion. Para penonton antri untuk masuk kedalam gedung. Sebagian besar penonton didominasi oleh lansia, orang asing, kemudian ada beberapa dari sekolah sekitar Tokyo. Diperkirakan sekitar 2 instansi sekolah SMA, 1 Sekolah luar biasa, 2 Sekolah Dasar.
Bagaimana kami bisa beruntung mendapatkan tiket masuk secara Cuma-Cuma? Karena kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dari program Chouki kenshuu yakni darma wisata budaya atau disebut BUNKA TAIKEN. Jika orang biasa harga tiket bisa berkisar 10.000 yen atau sekitar 1.230.000 rupiah/ orang. Sungguh mahal pengalaman yang bisa kami rasakan ketika melihat pertandingan tersebut. Dan sangat tidak sia-sia kami dapat menonton secara langsung.
Ryougokukokugikan yang dapat memuat sekitar 11.000.000 penonton saat itu hanya memuat separuh dari seluruh tempat duduk yang ada. Uniknya dari stadion SUMO ini adalah bentuk tempat duduk penonton pada lantai bawah. Terdapat 2 lantai dalam gedung pertandingan ini. Posisi tempat duduk melingkari tempat pertandangan yang disebut DOHYOU. Namun untuk tempat duduk penonton bagian lantai bawah tidak disediakan kursi, melainkan duduk beralas. Cara duduk seperti ini merupakan duduk ala Jepang dengan kaki di tekuk kebelakang untuk wanita dan bersila untuk laki-laki. Karena kami orang asing maka kami duduk sebebasnya tanpa mengikuti aturan tersebut.
Pertandingan dimulai pada pukul 13:00 sampai 15:00 waktu setempat. Sebelumnya ketika memasuki stadion kami berkesempatan berfoto bersama para pesumo. Badan mereka sungguh sangat besar dan tinggi. Tinggi saya sepertiga dari tinggi mereka.
Dari banyaknya rentetan acara, acara yang paling berkesan bagi kami adalah Kodomo no Keiko (Duel Pesumo Pro dengan anak kecil). Mengapa ada acara itu? Anak-anak yang diduelkan adalah anak dari usia 7 tahun hingga 11 tahun. Mereka dibagi per-grup 4 sampai 5 anak melawan satu pesumo. Duel ini hanya selingan tidak seperti duel aslinya. Adanya duel ini agar membangkitkan minat para anak untuk menyukai SUMO lebih dalam. Ada beberapa anak yang menangis akibat ulah pesumo yang tiba-tiba meneriaki mereka atau hanya sekedar mengangkat tubuh kecil mereka. Namun juga ada beberapa anak yang pemberani ketika melihat teman mereka menangis dan melawan para pesumo dengan berani, mendorong, memukul para pesumo agar keluar dari garis DOHYO. Aturan pertandingan SUMO adalah jika lawan jatuh atau keluar dari garis maka pertandingan berakhir dan dia kalah.
Ada lagi acara Yokozuna go-nin gakari (Yokozuna vs 5 Rikishi). Acara ini adalah duel Yokozuna (gelar bagi pesumo paling kuat di seluruh Jepang) dan 5 orang rikishi (Pesumo professional yang kekuatannya di bawah yokozuna). Sungguh kekuatan yokozuna tidak bisa diremehkan, hanya dengan kisaran waktu 30 detik dapat dengan mudahnya menjatuhkan 5 lawan pegulat sekaligus. Yokozunatahun ini adalah pesumo berwarga negara Mongol.
Hal yang paling ditunggu-tunggu pastinya adalah pertandingan inti. Waktu pertandingan selama 1 jam, ada 6 kali pertandingan dengan 12 orang pesumo yang mengikuti pertandingan. Mereka hanya menggunakan  (Celana lilit yang hanya menutupi bagian vital laki-laki) dan bertanding dengan serunya. Yah, mereka bertanding dengan setengah telanjang.. itu yag membuat saya kaget!
Sungguh pengalaman yang sangat berharga, sekembalinya saya ke Indonesia, akan saya ceritakan pengalaman ini kepada murid-murid saya. Beserta foto kegiatan yang telah saya abadikan. Saya juga sempat berfoto di boot yang sangat unik. Sekian dari saya, terimakasih. Naily

Kebencian ku pada kalian!!

  Aku sudah merasa rindu saat-saat bersama mereka. 40 Orang dari 23 Negara kalau saya tidak salah ingat. Dengan latar belakang pekerjaan yan...