Senin, 21 Mei 2012

Minat Baca yang Tinggi dan Karakteristik Pendidikan Masyarakat Jepang

Abstrak Pendidikan Jepang adalah suatu pendidikan yang berkarakteristik dimana perundang-undangan tentang pendidikan banyak dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya baik oleh pemerintah pusat, daerah hingga prefektur. Karakter pendidikan yang kuat dengan profesi guru yang benar-benar total dalam bidangnya mampu menjadikan Jepang sebagai Negara yang diakui oleh seluruh dunia. Budaya baca yang mereka miliki turut andil dalam mensukseskan kemajuan individu masyarakat Jepang. Karena dengan banyak-banyak membaca mereka mampu menjadi suatu pribadi yang unggul karena dapat mengetahui segala informasi di dunia dan dalam dunia bangku persekolahan keuntungannya semakin menjadi pusat perhatian dalam lingkup sekolah yang mereka ikuti. Dengan sering membaca peluang mendapatkan pendidikan yang lebih baik akan semakin besar. A. Pendahuluan Manyarakat Jepang dikenal sebagaia bangsa yang sangat memegang teguh apa yang telah diajarkan oleh nenek moyangnya terdahulu. Selain disebut sebagai bangsa yang demikian, masyarakat Jepang juga dikenal sebagai masyarakat yang memiliki hasrat tinggi akan ilmu pengetahuan. Mengapa bangsa yang dahulu pernah terkena serangan nuklir dalam perang dunia kedua ini dapat begitu majunya hingga hampir menyaingi Negara Adidaya yakni Amerika Serikat? Hal itu juga masih banyak pihak yang bertanya-tanya akan kehebatan Negara kuasa kedua ini. Jika ingin menyelami bagaimana masyarakat Jepang di dunia ilmu pengetahuan dapat berkembang, maka sebelumnya harus memahami bagaimana pendidikan yang terstruktur di sana sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang sangat berkualitas dan berkarakter. Dari adanya pemikiran tersebut, maka penulis mencoba meneliti minat baca masyarakat Jepang terhadap hubungannya dalam pendidikan individu mereka. Dengan minat membaca, tidak dapat diragukan seseorang yang sangat ingin mengetahui suatu informasi tentang ilmu yang dia inginkan dapat mendapat apa yang dia cari. Ilmu adalah hal yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa, manusia semakin hari semakin maju dan merekam semua ilmu yang mereka dapat dari berbagai media. Media yang paling sederhana adalah buku. Sejak awal jaman masehi, manusia menyimpan semua ilmu yang ia dapat melalui secarik kertas, dan berkembang menjadi gulungan kertas kemudian semakin berkembang menjadi kumpulan kertas yang dikenal dengan buku. Dari buku itu manusia di dunia mempelajari apa yang leluhurnya telah tinggalkan semasa mereka hidup. Banyak pengetahuan yang dapat diambil melalui sebuah buku, namun minat baca sangat diperlukan untuk mendapat ilmu yang diinginkan tanpa melalui media lain, seperti guru, sekolah dan lainnya. Bahkan hanya membaca halaman depan sebuah Koran saja, kita dapat mengetahui apa yang telah terjadi kemarin dan hari ini di sekitar kita. Bagi bangsa Indonesia menumbuhkan minat baca masih kurang dalam kenyataannya di lapangan. Para orang tua sendiri kebanyakan masih meremehkan akan pentingnya minat baca bagi anak usia dini. Mereka cenderung memilih membelikan mainan tanpa diimbangi dengan pembelajaran yang dapat diambil selama anak itu dalam usia dini dengan keadaan otak yang masih segar dan mudah dimasuki wawasan-wawasan sederhana dengan benar. Semakin dibiarkan anak itu tumbuh tanpa kebiasaan membaca maka semakin sulit hal itu dilakukan kedepannya. Maka tidak kaget, remaja saat ini lebih memilih bermain-main daripada pergi ke perpustakaan sekolah untuk membaca satu buku saja. Olehkarena itu, mempelajari karakteristik bangsa lain mungkin dapat membantu diri sendiri dalam menghadapi permasalahan sehari-hari paling tidak dapat mengubah pola pikir dan karakteristik yang salah saat dibentuk sejak dini dahulu. B. Karakteristik Pendidikan Masyarakat Jepang. Jepang dikenal sebagai masyarakat yang penduduknya lebih terpusat, padat dan homogen dari karakter masyarakat yang seperti itu sangat memudahkan bagi pemerintah untuk mengatur negaranya sesuai apa yang diinginkan. Terutama mengatur sistem pendidikan di Jepang. Sistem pendidikan di Jepang sekarang memberi kesempatan pada siswa tamatan sekolah menengah atas untuk mendapat pendidikan lanjut yang bermacam-macam dan kesempatan itu seperti yang ada di Negara Amerika, Cumming,William K dari buku terjemahan Soedoro,amin (1980:6). Selain itu terdapat banyak faktor yang mendukung masyarakat Jepang mampu menyeimbangkan sistem pendidikan yang diciptakan pemerintahanya dengan baik. Di kutip dari terjemahan Soedoro, amin dari buku Cumming, William K (1980:6-17) yaitu, 1. Perhatian pada Pendidikan Datang dari Bermacam Pihak Dari faktor di atas, banyaknya pihak yang memperhatikan akan pendidikan juga mendorong keinginan masyarakat untuk bersaing mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu masyarakat umum mempercayai jika seseorang mendapatkan pendidikan yang layak maka sangat mudah bagi orang itu menjadi pribadi yang maju. Maka para orang tua mengusahakan dengan sebaik mungkin bagaimanapun caranya agar anak mereka dapat mencapai kelulusan dan pendidikan yang tepat. Pemerintah sangat memandang penting sebuah pendidikan, pemerintah Jepang sangat bertanggung jawab atas kemajuan bidang pendidikan bagi masyarakat Jepang itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya pasal 26 dari konstitusi Jepang menetapkan: “Seluruh rakyat berhak mendapat pendidikan yang sama sesuai dengan kemampuannya…seluruh rakyat wajib bertindak agar semua putera-puteri di bawah asuhan mereka memperoleh pendidikan biasa…pendidikan wajib demikian bersifat cuma-cuma.” 2. Sekolah Jepang Tidak Mahal Mengapa biaya pendidikan jepang dikatakan rendah? Itu dikarenakan jumlah pengeluaran pendidikan baik itu dalam kompleks lembaga pendidikan itu sendiri atau pengeluaran pendidikan global tidak sepadan. Jepang dibanding dengan Negara maju lainnya lebih condong pada biaya untuk membangun gedung dan perlengkapan baru, sedangkan pengeluaran untuk membiayai staf lebih sedikit. Di Jepang karyawan pembantu (staf) di suatu lembaga pendidikan bisa dikatakan sendikit, mereka lebih memilih mempercayakan segala urusan baik itu mengajar, penyuluhan, dan administrasi oleh guru. Sedangkan di Amerika pekerjaan-pekerjaan yang demikian dikerjaan oleh para ahli. Sedang pada bagian mendistribusikan makanan, membersihkan kelas dan fasilitas-fasilitas sekolah para siswa lah yang mengerjakan pekerjaan itu semua dengan model piket. Oleh karena itu pengeluaran untuk staf dapat ditekan dan biaya dapat digunakan untuk membangun fasilitas sekolah yang lebih dibutuhkan. 3. Di Jepang Tidak Ada Diskriminasi Terhadap Sekolah Setelah terjadinya perang dunia kedua pemerintah Jepang sangat memandang penting apa itu kualitas pendidikan tiap prefektur. Masing-masing sekolah baik itu sekolah yang memiliki fasilitas yang lengkap atau sekolah di pedesaan terpencil disamakan biayanya. Pada prefektur yang kurang diperhatikan diberikan tunjangan bahkan untuk sekolah yang sangat terpencil diberikan banyak subsidi agar sekolah itu dapat terus berjalan. Selain itu dewan sekolah di Jepang tidak terlalu tergantung pada bantuan pemerintah, mereka membangun sekolah seluas mungkin agar mendapat sumbangan dari berbagai sumber pajak. Pemerintah Jepang sangat memperhatikan sekali tentang pendidikan dapat dikatan undang-undang dan ketetapan tentang pendidikan sangat banyak dan sangat direalisasikan. 4. Kurikulum Sekolah Jepang Amat Berat Menurut Cumming, William K (1980:10) bahwa pemerintah pusat merancang jalur studi yang sangat terperinci menentukan apa yang harus dikerjakan dan memeriksa buku-buku pelajaran yang dijual untuk menjamin isi buku-buku itu sesuai dengan standar resmi. Dengan cara ini maka siswa di seluruh negeri mendapatkan pengetahuan yang sama isinya dan dapat keuntungan yang sama. Pemerintah mengharuskan tiap sekolah memberi pelajaran sekurang-kurangnya 240 hari setahun dapat disimpulkan umumnya siswa jepang masuk sekolah 6 hari setiap minggu, selama 40 pekan. 5. Sekolah sebagai Unit Pendidikan Di Jepang yang menjadi unit dasar pendidikannya bukanlah kelas atau ruang kelas. Guru tak segan-segan menegur atau memperingatkan siswanya jika melihat siswanya melakukan tindakan yang kurang pantas di luar ruang kelas. Di sekolah dasar jepang sangat terlihat perubahan siswa dari tahap ke tahap, tiap musim guru selalu merancang kegiatan sekolah yang terpadu sesuai dengan tujuan pendidikan. Jadi dapat di simpulkan sekolah menjadi unit dasar dalam pendidikan. 6. Guru Terjamin Tidak Akan Kehilangan Jabatan Dalam memperhatikan nasib guru, para guru Jepang mendirikan perserikatan guru Jepang untuk mempertahan atau membela hak guru apabila ada organisasi atau lembaga luar yang mengganggu mereka. Namun guru Jepang tidak sewenang-wenang dengan perlindungan yang mereka dapatkan dari perserikatan guru. Di tahun-tahun ajaran baru mereka berusaha sebaik mungkin melakukan dan memperbaharui pengalaman mengajarnya agar lebih baik lagi. 7. Guru Jepang Penuh Dedikasi Di sekolah terdapat sejumlah mekanisme yang membuat guru melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Di sekolah, guru menyediakan waktu yang banyak guna membahas pengajaran pada umumnya, serta pertemuan dua pekan sekali antar staf guru serta seminar setiap tiga bulan sekali. 8. Guru Jepang Wajib Memberikan Pendidikan “Orang Sepenuhnya” Tujuan sekolah adalah membentuk anak memiliki hati yang bersih dan lapang, jasmani yang kuat lagi sehat, memajukan nafsu ingin tahu dan mempunyai prestasi intelektual, merangsang kesediaan menderita apa saja dalam segala usahanya, membantu setiap anak menyadari bahwa kesanggupannya melengkapi kesanggupan teman-teman sekelas. 9. Guru Jepang Bersikap Adil Suasana berjuang yang dialami guru Jepang dan dimana mereka bekerja membuat mereka secara ideologis menjadi lebih masak. Pemerintah sering mendiskriminasikan siswa sesuai bakat yang dimiliki, namun bagi guru mereka menetang keras akan adanya diskriminasi bakat. Pendapat mereka pengelompokan anak-anak yang termasuk golongan rendah dan golongan minoritas akan hanya cocok buat pekerjaan rendah selama-lamanya. C. Minat Baca Masyarakat Jepang Minat baca masyarakat Jepang yang tinggi bukan saja terbatas pada bacaan berupa buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi, karya sastra, dan sejenisnya, tetapi juga terhadap media massa seperti Koran, meskipun kita tahu di abad ini teknologi elektronik juga berkembang demikian pesatnya, namun sumber bacaan yang berupa Koran masih menduduki peringkat yang tinggi. Nampaknya membaca sudah merupakan faktor kebutuhan dalam kehidupan bangsa Jepang. Di sinilah “Faktor Kebutuhan” merupakan salah satu faktor keberhasilan sehingga mereka dikenal oleh masyarakat dunia sebagai masyarakat yang literat itu. Bagi Jepang sepertinya berlaku motto “Tiada hari tanpa buku” dalam mengisi kehidupannya. “Japanese often read on the train to and from work and school”, demikian penjelasan Tanaka (Djodjok Soepardjo, Wawan Setiawan 1999:34). Yang paling banyak dibaca masyarakat Jepang dimanapun mereka berada biasanya adalah buku bunko-ban (sebutan yang popular untuk buku-buku berukuran kecil 105 x 148 mm), dan buku shinsho-ban (sebutan untuk sekelompok buku yang umumnya terdiri dari buku nonfiksi berukuran 105 x 173 mm). Buku-buku jenis tersebut sangat diminati orang Jepang disamping berukuran kecil sehingga mudah dibawa ke mana-mana harganya pun relatif murah. D. Pengaruh antara Minat Baca Tinggi terhadap Pendidikan Jepang Adanya minat baca yang tinggi dan karakteristik pendidikan yang kuat sangat berpengaruh besar pada perkembangan bangsa Jepang baik dilihat dari sudut masyarakat atau individunya. Semakin seringnya mereka membaca semakin banyaknya ilmu secara tidak langsung atau tanpa campur tangan langsung dari segi pendidikan yang mereka dapatkan. Ilmu dari luar itu ditunjang pula dengan pembentukan karakter mereka di sekolah dengan berbagai peraturan dan norma serta tidak adanya diskriminasi individu. Pada akhirnya melahirkan individual-individual yang berkarakter di dunia kerja. Alasan lain selain dari individu Jepang masing-masing yakni persaingan pengetahuan dan wawasan pada sesama siswa. Siswa jepang berlomba-lomba mendapatkan nilai dan perhatian guru tentang wawasan yang mereka dapat selain ilmu yang mereka dapatkan di sekolah. Dengan semakin terlihat unggul dari siswa lain peluang dalam mendapatkan pendidikan dan perguruan tinggi yang mereka inginkan semakin besar. Jepang telah mencapai kemajuan yang mencolok dan meraih hasil-hasil yang menonjol di bidang-bidang seperti fisika murni, astronomi, seismologi, patologi, matematika, genetika, kimia polymer tinggi, kimia organic, microbiologi, metalurgi, agronomi, perikanan, biologi, molekuler, dan telekomunikasi. Dari bidang-bidang itu mereka mampu dilihat oleh masyarakat dunia dan diakui sebagai bangsa yang hebat dan sangat maju. Bahkan sampai mereka berhasil dan sukses mereka masih membawa buku dan selalu menambah ilmu mereka terus-menerus tanpa puas terhadap hasil-hasil hebat sebelumnya yang mereka raih. Itulah hebatnya bangsa Jepang yang mampu mengaplikasikan hasil membaca mereka sejak dini dan hasil yang mereka dapatkan di sekolah dalam kehidupan berkarakter mereka. E. Sumber Daya Manusia yang Berkarakter. Dengan adanya kebudayaan membaca yang tinggi dapat disimpulkan dengan mudah, masyarakat Jepang mampu mendapatkan segala pengetahuan di seluruh dunia yang mereka inginkan. Pendidikan yang tertata rapi dengan perundangan tentang pendidikan yang sangat dijunjung tinggi serta dedikasi seorang guru yang sangat besar akan tanggung jawabnya mendidik siswa semakin menjadikan karakteristik individual dapat terbentuk dengan sempurna. Karakter persaingan yang tinggi dan kemauan yang kokoh sudah mereka temui sejak di bangku persekolahan sehingga di dunia kerja hingga menuju ke dunia global individu Jepang tidak kikuk atau kaget dengat suasana persaingan tinggi tersebut. Kemauaan yang tinggi telah mereka pupuk saat mereka mendisiplinkan diri mereka sendiri untuk mampu membaca atau menghabis beberapa buku yang ingin mereka baca dimanapun mereka berada baik di tempat umum atau di perpustakaan. Karena mereka mampu mendisiplinkan diri mereka sejak dini maka saat mereka bertemu dengan dunia kerja dan dunia luar yang sangat kejam, cita-cita dan kemauan mereka akan tujuan hidup yang besar tidak akan goyah dengan apapun. Karena bagi mereka mendisiplinkan diri pribadi adalah sesuatu yang sudah biasa sehingga terciptalah sumber daya manusia yang berkarakter tinggi dan bermutu bagi dunia luar. Jadi tidak perlu heran jepang mampu mengejar ketertinggalan mereka sejak jatuhnya Jepang di perang dunia kedua. Hal itu dikaarenakan individu mereka yang homogen dan penuh dengan kemauan untuk maju. F. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya baca jepang sangat membantu jepang dalam dalam membentuk karakter yang kokoh dan adanya karakter pendidikan yang tepat pula sehingga semakin mendukung pembentukan karakter individu tersebut. Pendidikan dan budaya baca adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain dalam faktor mengenai kemajuan jepang saat ini. Bagaimanapun juga budaya yang baik membentuk Negara yang baik pula. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bangsa Indonesia bahwa segala sesuatu di mulai dari membaca, jendela dunia adalah buku, kita dapat mengetahui apa yang ada di dunia dan yang terjadi di dunia slama ini melalui buku. Dan informasi dalam buku tersebut dapat diketahui tentu saja melalui membaca, maka jangan bosan-bosan membaca. Daftar Pustaka Cummings, William K.,1984, Pendidikan Dan Kualitas Manusia di Jepang, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Keduataan Besar Jepang,1985, Jepang Sebuah Pedoman Saku, Jakarta: Foreign Press Center Japan Soepardjo,Djodjok dan Setiawan, Wawan, 1999, Budaya Jepang Masa Kini (Kumpulan Artikel), Surabaya: CV BINTANG

Kebencian ku pada kalian!!

  Aku sudah merasa rindu saat-saat bersama mereka. 40 Orang dari 23 Negara kalau saya tidak salah ingat. Dengan latar belakang pekerjaan yan...